Menu

Tahukah Anda, Inilah Obat yang Dianjurkan Rasulullah, Sangat Ampuh Dalam Menyembuhkan Berbagai Penyakit

Devi 23 Sep 2021, 10:13
Foto : Habatusauda  (Detik.com)
Foto : Habatusauda (Detik.com)

RIAU24.COM - Melakukan pengobatan adalah salah satu sunah Rasulullah SAW untuk menyembuhkan penyakit.Kendati demikian, meski manusia telah berusaha, tetapi Allah SWT juga-lah yang menyembuhkan. Berobat akan menjadi ikhtiar bagi manusia untuk menyembuhkan penyakit yang diujikan oleh Allah SWT. Dan pengobatan harus dilandasi dengan sikap tawakal.

"Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku." (QS asy-Syu'ara: 80).

Dikisahkan jika Rasulullah SAW sedang salat bersama para sahabatnya. Mereka salat amat khusyuk seakan burung pun dapat hinggap di kepala. Kemudian, datanglah orang-orang dari pedalaman. Mereka bertanya kepada Muhammad: "Wahai Rasulullah, apakah kami boleh berobat?".

Beliau bersabda, "Berobatlah kalian, sesungguhnya tidaklah Allah menurunkan penyakit melainkan Allah turunkan juga obatnya kecuali satu penyakit tua." (HR Abu Dawud, at-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad).

Layaknya pengobatan modern, model pengobatan Rasulullah ini dilakukan dengan dikonsumsi (makan atau minum) dan tindakan. Beberapa panganan yang kerap dikonsumsi Rasulullah, seperti madu, kurma, habatusauda, kamah (cendawan), hingga air putih.

Sementara, Rasulullah melakukan beberapa tindakan untuk pengobatan seperti berbekam, kay, hingga ruqyah. 

Madu adalah obat yang disebut secara eksplisit dalam Alquran.

"Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya. Di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia." (QS an-Nahl: 69).

Di satu waktu, ada seseorang yang sakit perut sehingga sering buang air besar. Saudaranya pun mengadu kepada Rasulullah SAW.

Beliau bersabda, "Suruh dia minum madu." Setelah itu, ia kembali meminumkan madu hingga 3 kali.

Namun sayangnya, sakit orang itu justru semakin parah. Pada saat minum madu yang ke-4, dia kembali kepada Rasulullah.

Ternyata, Nabi SAW berkata hal yang sama. Nabi memerintahkan agar saudara lelaki itu untuk meminum madu.

Tak cuma madu, kurma jenis ajwa yang berasal dari aliyah juga mengandung obat atau sebagai penawar racun apabila dikonsumsi pada pagi hari (HR Muslim dan Ahmad). Nabi pun menjamin orang yang mengonsumsi 7 butir kurma ajwa akan terhindar dari sihir.

Para ulama berpendapat hadis tentang kurma ajwa tersebut terbatas pada kurma yang dihasilkan di perkebunan Aliyah. Perkebunan atau perkampungan dari dataran tinggi Madinah ke arah Nejd (Jazirah Arab bagian tengah).

Atau disebut juga di perkebunan dataran rendah Madinah ke arah Tihamah. Menurut al-Qodhi Iyadh, daerah Aliyah-lah yang paling dekat sejarak 3 mil dan yang paling jauh 8 mil dari Madinah. (Syarh Shahih Muslim, an-Nawawi, 14/3).

Habatusauda atau jintan hitam juga menjadi obat yang rutin dikonsumsi oleh Rasulullah. "Habatusauda mengandung obat bagi segala penyakit, kecuali kematian." (HR Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi).

Ada lagi jenis tumbuhan yang dikonsumsi Rasulullah untuk pengobatan, yaitu kamah (cendawan). Menurut hadis yang bersumber dari Abu Said al-Khudri, Rasulullah bersabda mengenai kamah yang termasuk mann (sejenis tumbuhan) dan airnya sebagai obat mata.

Kepada mereka yang demam, Nabi kerap memerintahkan untuk mengobatinya dengan air. Rasulullah bersabda, "Demam berasal dari panasnya jahanam maka redakanlah dengan air." (HR al-Bukhari, Muslim, dan Ahmad).

Kendati demikian, Rasulullah SAW mengatakan kepada penderita demam agar tidak mencaci dan mencerca penyakitnya. Lantaran, panasnya tubuh karena demam merupakan cara Allah menghapuskan kesalahan-kesalahan manusia.

Tak hanya dengan mengkonsumsi beberapa makanan, Rasulullah juga melakukan tindakan untuk pengobatan. Salah satu yang populer hingga saat ini ialah dengan berbekam.

Rasulullah berbekam dan memberi imbalan kepada jasa tukang bekam. Beliau melakukan bekam di kedua sisi badan di samping leher dan di bahu depan. Pengobatan lain yang pernah dilakukan Rasulullah, yakni kay atau menempelkan besi panas pada daerah yang terluka. Namun, Rasulullah tidak menyukainya karena menimbulkan rasa sakit.

Oleh sebab itu, Imam Nawawi mengungkapkan, pengobatan kay menjadi pilihan terakhir karena menghasilkan rasa yang sangat sakit. Rasulullah sendiri melarang obat yang menimbulkan mudarat. Thariq bin Suwaid pernah bertanya kepada Nabi SAW tentang khamar. Beliau pun langsung melarangnya.

Lantas, Thariq berkata kepada Rasulullah. "Wahai Nabiyullah khamar itu bisa menjadi obat." Nabi SAW menegaskan, "Tidak, akan tetapi khamar itu penyakit." (HR Muslim, Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan Ibnu Majah).