Menu

Inilah 7 Fakta Aksi Keji Dr. Azahari, Teroris Asal Malaysia yang Akhirnya Meregang Nyawa di Tangan Polisi Indonesia

Devi 27 Sep 2021, 11:51
Foto : Boombastis.com
Foto : Boombastis.com

RIAU24.COM - Bagi Indonesia, nama Dr. Azahari adalah sebuah catatan bahwa terorisme merupakan musuh bersama. Pria kelahiran Malaysia ini dikenal sangat lihai dalam merakit bom.

Dan 15 tahun yang lalu, aksi kejinya ini harus berakhir, setelah Dr. Azahari dan kelompoknya berhasil ditumpas oleh Polisi Indonesia di Batu, Jawa Timur.  

Berikut beberapa fakta tentang Dr. Azahari :

1. Sosok terpelajar yang memilih pemahaman radikal

Dr. Azahari bin Husin lahir di Malaysia, 14 September 1957. Pria berkacamata ini sempat tinggal dan mengenyam pendidikan di Australia. Setelah sukses mendapatkan gelar Ph.D dari Universitas Reading, Inggris, Dr. Azahari membagikan ilmunya sebagai tenaga pengajar di Universitas Teknologi Malaysia. Nasib mempertemukannya dengan pemimpin-pemimpin radikal dan mengenal terorisme. Bahkan ia melatih kemampuan merakit bom di Afghanistan.

2. Menebarkan ketakutan lewat serangan bom di Indonesia

Bersama kelompoknya, pria ini melakukan serangkaian serangan bom. Mulai pengeboman Konsulat Filipina di tahun 2000, Bom Bursa Efek Jakarta, Bom Malam Natal, Bom Plaza Atrium, Bom Gereja Santa Anna dan HKBP, Bom Bali, Bom Bandar Udara Soekarno-Hatta, hingga Bom JW Marriott tahun 2003.

3. Sulit ditangkap

Berkali-kali rencana penyergapan dilakukan, namun selalu gagal. Salah satunya adalah penyergapan Dr. Azahari dan pentolan teroris lainnya, Noordin M. Top, di Jakarta, tahun 2004. Meski lolos, Polri berhasil menemukan serpihan yang diduga merupakan sisa-sisa bahan peledak Bom Kedubes Australia.

 
4. Ditangkap di Kota Batu

Tim Densus 88 Antiteror Polri akhirnya berhasil mengendus jejak Dr. Azahari di Kota Batu, Jawa Timur. Sebuah rumah di Jalan Flamboyan A1 Nomor 7, dicurigai menjadi markas dadakan Dr. Azahari dan kelompoknya. 

Demi rencana penyergapan, tiga vila di sekitar rumah persembunyian Dr. Azahari disewa. 

Untuk pengintaian, para petugas pun menyamar sebagai masyarakat biasa, mondar-mandir di depan rumah tersebut.

5. Operasi Penangkapan yang Menegangkan

Untuk menangkap Dr. Azahari,Polri mendatangkan Crisis Response Team (CRT) Walet Hitam. Segalanya serba rahasia. Bahkan setelah landing di Bandara Abdurrahman Saleh, pesawat pengangkut langsung “diseret” ke dalam hanggar. Tujuannya supaya kedatangan tim pemukul ini tidak menarik perhatian siapa pun.

zxc2

6. Memiliki Bom Dalam Jumlah Banyak

Salah satu murid Azahari, sekaligus target, bernama Cholily terdeteksi meninggalkan rumah persembunyian, dan berhasil ditangkap di Demak, Jawa Tengah saat sedang dalam perjalanan menuju Semarang. 

Dari mulut Cholily, terkuak fakta bahwa kelompok Dr. Azahari sedang menyiapkan bom dalam jumlah banyak.

7. Pertempuran Selama Berjam-Jam

Pada 9 November 2005, pagi yang damai berubah menjadi kekalutan bagi warga Perumahan Flamboyan, Batu. Rentetan tembakan dan ledakan terdengar saling bersautan. Salah satu tim intelijen terluka setelah kakinya tertembus timah panas. Situasi darurat memaksa tim CRT untuk segera diturunkan. Kelompok Azahari tak mau menyerah begitu saja. Beberapa bom dilemparkan ke arah petugas namun dengan sigap tim sniper menembak dan meledakkan bom di udara.

Hingga akhirnya salah satu tim penyerbu mendapatkan kesempatan untuk melumpuhkan pria berbahaya ini. Satu letusan tembakan diikuti dengan suara terjerembab mengakhiri perjalanan Sang Perakit Bom. Dr. Azahari. Ia ditemukan tewas bersama salah satu anggotanya bernama Arman.  Dikabarkan bahwa selain jasad Dr. Azahari, terdapat pula 40 bom yang siap diledakkan.  

Itulah sebuah sejarah yang harus selalu diingat bagi generasi muda. Radikalisme adalah sumbu yang sangat berbahaya. Tak hanya memantik kerugian bagi diri sendiri, tapi juga orang lain.