Menu

Ternyata, Warga Singapura Lebih Suka 2 Vaksin Ini Untuk Booster Covid

M. Iqbal 7 Oct 2021, 10:43
Ilustrasi/net
Ilustrasi/net

RIAU24.COM - Warga Singapura tenyata lebih memilih vaksin Covid-19 buatan China yakni Sinovac dan Sinopharm untuk booster. Vaksin tersebut memakai partikel virus tidak aktif untuk membentuk sistem kekebalan seseorang terhadap virus covid-19.

Dilansir dari Tempo.co, Chua Ghuan Kiat, dokter umum di Klinik Medis dan Bedah Chua di Bukit Batok, banyak permintaan vaksin Sinovac dan Sinopharm menjadi booster Covid-19. Sebagian besar warga yang meminta adalah lansia yang telah divaksinasi lengkap menggunakan vaksin berbasis mRNA.

Dia menyebutkan, sejak kliniknya mulai menawarkan suntikan Sinovac pada 23 September, setiap hari ia memberikan 20 hingga 30 dosis vaksin booster. Permintaan terus naik terutama dari pasien yang berusia 50 tahun ke atas.

Banyak orang tua yang takut akan efek samping dosis ketiga vaksin mRNA. Mereka pun memilih booster vaksin Sinovac dan Sinopharm karena efek samping yang lebih ringan.

Michelle Lim, chief operating officer Royal Healthcare di Novena, mengatakan kepada Strait Times seperti dikutip dari The New Paper, bahwa kliniknya telah memberikan hampir 1.000 suntikan booster.

Dia mencatat bahwa beberapa perusahaan di bidang manufaktur, konstruksi dan supermarket juga telah mengatur dengan klinik agar staf mereka divaksinasi dengan dosis penguat Sinopharm. Tujuannya untuk membatasi penularan covid-19 di tempat kerja.

Lim mengatakan banyak dari mereka yang memilih suntikan Sinopharm. Sebabnya mereka mengalami efek samping setelah menerima vaksin mRNA dua dosis dan berharap booster akan lebih ringan. Sedangkan yang lain berharap suntikan Sinopharm dapat menawarkan spektrum antibodi yang lebih luas.

Salah satu alasan lainnya adalah Food and Drug Administration AS tidak merekomendasikan suntikan booster Pfizer untuk mereka yang berusia di bawah 65 tahun. Ada kekhawatiran bahwa vaksin Pfizer tetap memiliki risiko meskipun bermanfaat membentengi penyebaran Covid-19.

Leong Hoe Nam, seorang dokter penyakit menular di Klinik Rophi, mengatakan banyak pasiennya yang menerima kedua dosis vaksin Pfizer meminta vaksin Sinopharm sebagai vaksin booster.

"Banyak yang mendapat satu dosis vaksin inaktif setelah menerima dua dosis mRNA, merasa memiliki hasil antibodi yang sangat baik. Tak diragukan bahwa hasil antibodi terbaik diperoleh dengan dosis mRNA ketiga, tetapi banyak yang tidak mau melewati efek samping yang sama lagi," jelasnya.

Salah satu pasien adalah Mr Ho, yang berusia 60-an. Ia menerima suntikan booster Sinopharm setelah disuntik vaksin Pfizer sebanyak dua kali.