Menu

Kisah Sum Kuning Si Penjual Telur yang Dirupaksa Oleh Anak Petinggi Negeri Secara Beramai-Ramai, Mencoreng Wajah Penegakan Hukum Indonesia

Devi 8 Oct 2021, 15:39
Foto : VOI
Foto : VOI

RIAU24.COM -  Kisah pemerkosaan Sum Kuning pernah mencoreng wajah penegakan hukum Indonesia. Saat itu, Polri abai terhadap kejahatan seksual yang menimpa wanita penjual telur bernama Sumaridjen. Bahkan usia diperkosa, Sum dituduh simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI).

Publik akhirnya sadar tuduhan keji itu hanya untuk menyelamatkan pemerkosa yang konon anak penggede di Yogyakarta. Kapolri Hoegeng Imam Santoso berang. Tapi Soeharto sebaliknya. Wanita 17 tahun itu sehari-harinya mengisi waktu dengan berdagang telur.

Dilansir dari VOI, setiap harinya, sekitar 200 butir telur ayam kampung jadi bawaannya untuk jual di Yogyakarta. Ia mengedarkan dagangannya pada para pelanggan yang tersebar di Kota Baru, Bumijo, Suryobratan, Ngasem, Patuk, Tegal Mulyo dan kampung-kampung lainnya. 

Suatu hari, pada Desember 1970, anak sulung dari tiga bersaudara pasangan suami-istri Sudiredjo masih disibukkan dalam urusan berdagang. Ia harus mengantarkan telur-telurnya ke banyak pelanggan. Akibatnya, Sum terlambat menumpang bus kota untuk pulang. Sum memilih untuk jalan kaki dalam suasana pinggiran Yogyakarta yang sepi. Sum lalu disekap.

“Tampak olehnya pemuda-pemuda gondrong turun dari mobil itu dan dengan paksa menarik Sumaridjem untuk masuk ke mobil. Ia berusaha dengan sekuat tenaga menolak paksaan brandal-brandal itu, namun tak berhasil,” ungkap Kamadjaja dkk dalam buku Sum Kuning, Korban Pentjulikan, Pemerkosaan (1971).

Sum ketakutan bukan main. Ia berontak tapi tak mampu berteriak. Berteriak sama saja dengan memilih mati. Mobil itu diisi empat laki-laki. Tiga di antaranya berambut gondrong dan satu cepak. Lama-kelamaan, reaksi obat bius mulai dirasakan oleh Sum. 

Halaman: 12Lihat Semua