Menu

Saad Al-Jabri Ungkap Fakta Baru, Sebut Putra Mahkota Saudi (MBS) Pembunuh dan Psikopat

Amerita 25 Oct 2021, 09:50
Saad Al-Jabri
Saad Al-Jabri

RIAU24.COM - Saad Al-Jabri, mantan kepala intel Arab Saudi, mengklaim bahwa putra mahkota, pernah mengaku telah membunuh seorang raja yang menjabat, sebelum ayahnya sendiri dinobatkan sebagai raja.
zxc1
Hal itu diungkap Al-Jabri dalam wawancara dengan “60 Minutes” yang ditayangkan CBS News pada Minggu (24/10).

Al-Jabri yang kini tinggal di Kanada, mengatakan bahwa pada 2014, Pangeran Mohammed membual bahwa dia bisa membunuh Raja Abdullah. 
zxc2

Pada saat itu, Pangeran Mohammed tidak memegang posisi senior di otoritasm, namun dia menjabat sebagai penjaga gerbang ke ruang sidang kerajaan ayahnya. 

Raja Salman naik takhta pada Januari 2015 setelah saudara tirinya, Raja Abdullah, meninggal karena alasan murni.

Al-Jabri (62) mengklaim putra mahkota tidak akan diam sampai “dia melihat saya tidak berguna” karena “dia takut dengan informasi (yang) saya (punya).” Dia menggambarkan Pangeran Mohammed bin Salman sebagai “seorang psikopat, pembunuh.”

Dikutip dari Tempo.co, karier intelijen Saad Al-Jabri berakhir setelah perebutan kekuasaan antara Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) dan pendahulunya, Mohammed bin Nayef (MBN), di mana Al-Jabri adalah pembantu utama MBN.

Pangeran Mohammed bin Nayef dimasukkan dalam tahanan rumah setelah digantikan oleh Mohammed bin Salman pada Juni 2017.

Pada 2020,  Pangeran Muhammad bin Salman menangkap seorang anggota keluarga Saad al-Jabri. 

Khalid al-Jabri, putra dari Saad al-Jabri, mengatakan pasukan keamanan Saudi menahan Salim al-Muzaini tanpa tuduhan atau dasar hukum yang jelas.

“Keberadaan Salim saat ini tidak diketahui. Penangkapan Salim tentu saja sebuah upaya untuk mengilhami dan memeras ayah saya, Dr. Saad al-Jabri,” kata Khalid.

Penangkapan itu adalah bagian dari upaya Bin Salman untuk memaksa Al-Jabri pulang ke Saudi.