Menu

Kekisruhan Antara Partai Nasden dan Demokrat DPRD Bengkalis Berlanjut Pisah

Dahari 26 Oct 2021, 10:59
Surat pisah antara fraksi Nasdem dan Demokrat dalam fraksi suara rakyat
Surat pisah antara fraksi Nasdem dan Demokrat dalam fraksi suara rakyat

RIAU24.COM -BENGKALIS - Dipicu adanya kekisruhan terhadap dua anggota DPRD Bengkalis Askori dari Partai Nasional Demokrat (Nasdem) dan dr Morrison Bationg Sihite dari Partai Demokrat terhadap pokok pikiran (Pokir) 22 unit Penampungan Air Hujan (PAH) di Desa Teluk Papal, Bantan, Kabupaten Bengkalis terus berlanjut.

Sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Nasdem Kabupaten Bengkalis dan Ketua Fraksi Suara Rakyat DPRD, Askori resmi mengajukan surat perubahan keanggotaan Fraksi Suara Rakyat kepada Ketua DPRD ditandatangani Ketua Fraksi Askori dan Sekretaris Fraksi Firman tertanggal Senin 25 Oktober 2021 kemarin.

Dalam surat tersebut dibunyikan Fraksi Suara Rakyat gabungan dari Partai Nasdem, Partai Demokrat dan Partai Persatuan Pembangunan, saat ini terjadi perbedaan kepentingan antar partai yang sangat prinsipil.

Dengan alasan itu, Ketua dan Sekretaris Fraksi Suara Rakyat mengajukan "berpisah" atau tidak mengikutsertakan Partai Demokrat dari keanggotaan fraksi.

"Surat itu sudah kami sampaikan kepada pimpinan dewan dan berharap segera ditindaklanjuti. Karena sudah terjadi perbedaan kepentingan yang sangat prinsipil,"ungkap Askori dikonfirmasi terkait surat pemisahan keanggotaan itu ke pimpinan dewan.

Terpisah, Anggota DPRD Bengkalis dr. Morison Bationg Sihite juga Sekretaris DPC Partai Demokrat Bengkalis menanggapi hal itu dan menegaskan bahwa Partai Demokrat memang dari awal sudah menyiapkan diri untuk berpisah dari Partai Nasdem, dengan dalih sudah tidak merasa nyaman lagi apabila bersama dalam satu fraksi.

"Buat apa bersama kalau tidak nyaman,"ujar dr Moris, Selasa 26 Oktober 2021.

Moris juga menyayangkan kekisruhan itu bisa terjadi akibat Pokir. Menurut dia, sebagai anggota dewan yang terhormat seharusnya apabila ada masalah seharusnya diselesaikan dengan cara terhormat. 

"Kalau ada masalah diselesaikan dengan cara yang terhormat bukan dengan cara hentak-hentak meja seperti "premanisme", malu saya melihat tingkah laku "premanisme"-nya,"ujar Moris.

"Berpisah ini bagi kami tidak ada masalah. Mau "cerai-cerailah", tidak masalah dan tetap kok saya menjabat sebagai anggota dewan," pungkas Moris.