Menu

Covid-19 Menguntit Penduduk Desa Indonesia yang Melarikan Diri Dari Erupsi Gunung Semeru

Devi 10 Dec 2021, 15:24
Foto : Aljazeera.com
Foto : Aljazeera.com

RIAU24.COM - Dugijan, seorang petani dari desa Curuk Kobokan di kaki gunung berapi Gunung Semeru Indonesia, sedang tertidur di rumahnya ketika dia dibangunkan oleh suara ledakan yang memekakkan telinga. Tersandung keluar dari pintu depan, dia melihat teman-teman dan tetangganya berlari ke tempat yang aman saat gunung mulai meletus, memuntahkan abu dan puing-puing vulkanik 4km (2,5 mil) ke langit yang melotot.

“Jalannya gelap dan tertutup lumpur dan abu. Orang-orang berlarian dan berteriak. Saat itu hujan dan petir menyambar di sekitar gunung. Itu tampak seperti Hari Penghakiman,” kata pria berusia 60 tahun itu kepada Al Jazeera.

“Saya pikir saya tidak akan berhasil. Saat itu hujan batu dan saya tidak cukup kuat untuk berlari lagi. Jadi saya mulai berjalan perlahan dan saya serahkan semuanya kepada Tuhan.”

Saat dia dengan susah payah berjalan ke masjid terdekat, tempat dia berlindung selama tiga jam sebelum bantuan tiba, Dugijan melihat beberapa orang yang berlari di sebelahnya dipenuhi luka bakar dan lecet akibat panasnya awan abu tebal yang turun. pada penduduk desa.

“Saya masih tidak percaya dengan apa yang terjadi. Aku tidak bisa kembali, aku terlalu takut. Saya sudah tua dan saya menunggu waktu saya, tapi jangan sampai karena bencana seperti ini,” katanya.

Letusan yang terjadi pada Sabtu sore itu menewaskan sedikitnya 34 orang, dan puluhan lainnya masih hilang. Menurut pihak berwenang Indonesia, lebih dari 3.000 penduduk telah mengungsi karena abu dan lumpur terus menyelimuti desa, membuat penyelamatan menjadi sulit dan menimbulkan pertanyaan di antara para ahli tentang potensi dampak pandemi Covid-19.

Halaman: 12Lihat Semua