Menu

Wisma Atlet Kemayoran Lockdown 7 Hari Setelah Petugasnya Terpapar Varian Omicron

Devi 18 Dec 2021, 10:16
Foto : India.com
Foto : India.com

RIAU24.COM  -  Pemerintah akhirnya memutuskan untuk melakukan kuncitara atau lockdown RS Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta setelah seorang petugas kebersihannya dinyatakan positif terpapar COVID-19 varian Omicron. Keputusan ini diambil demi mencegah terjadinya penyebaran yang lebih luas lagi.

Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Jodi Mahardi mengungkap pemerintah memutuskan melakukan lockdown terhadap sejumlah tower di Wisma Atlet Kemayoran. Keputusan ini dilakukan untuk memitigasi penularan virus varian baru tersebut.

"Pemerintah saat ini melakukan langkah-langkah mitigasi dengan melakukan lockdown atau penguncian di beberapa tower wisma atlet agar varian ini tidak menyebar luas," kata Jodi dalam keterangan tertulisnya.

Tak hanya itu, Jodi mengatakan, pemerintah tengah berupaya menggencarkan whole genome sequencing di Tanah Air. Tujuannya, agar penyebaran varian baru itu bisa terdekteksi dan diantisipasi.

"Pemerintah juga akan melakukan genome sequencing secara ketat yang tersebar di seluruh Indonesia," tegasnya.

Melengkapi pernyataan Jodi, Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Suharyanto mengatakan isolasi sementara RSDC Wisma Atlet Kemayoran akan dilaksanakan selama sepekan. Keputusan ini diambil berdasarkan rapat koordinasi dengan Menko Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, TNI, dan Satgas Penanganan COVID-19.

"Perkembangan situasi terakhir menjadikan pemerintah harus bertindak cepat mencegah terjadinya transmisi lokal virus varian Omicron. Isolasi RSDC adalah langkah yang diharapkan efektif untuk tujuan tersebut," kata Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Suharyanto dalam keterangan tertulisnya.

Suharyanto menjelaskan sejumlah tower RSDC Wisma Atlet Kemayoran, saat ini memang difungsikan sebagai tempat karantina bagi pelaku perjalanan internasional seperti Wisma Atlet Pademangan.

Selanjutnya, dia mengatakan pemerintah kini membuka Rusun Nagrak di Cilincing, Jakarta utara untuk karantina terpusat bagi PMI, pelajar maupun aparatur sipil negara (ASN) sebagai cadangan tempat karantina. Adapun jumlah kapasitas tempat tidur yang dimiliki sekitar 4 ribu.

Sementara untuk tenaga kesehatan di rusun tersebut, Suharyanto bilang, nantinya akan didatangkan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Jakarta. Penyebabnya karena tenaga kesehatan dari RSDC Wisma Atlet Kemayoran terbatas jumlahnya dan isolasi akan segera dilakukan di sana.

Tak hanya itu, Suharyanto mengimbau pasien yang sudah selesai masa karantina di Tower 4 RSDC Wisma Atlet selama 14 hari ke belakang untuk terus memantau kondisi kesehatan. Apabila terjadi gejala, mereka diminta segera melapor kepada puskesmas di wilayahnya.

Terkait penyebaran varian Omicron di RSDC Wisma Atlet Kemayoran ini, epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman meminta Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melakukan investigasi dan pengetesan secara menyuluruh terhadap pasien yang tengah menjalankan karantina di Wisma Atlet. 

"Tes semua, lakukan investigasi tadi termasuk memastikan orang-orang yang sempat melakukan kontak dengan mereka itu ditesting dan dilakukan isolasi karantina. Itu yang harus dilakukan," kata Dicky dalam keterangannya seperti dilansir dari VOI, Kamis, 16 Desember. Selain itu, Dicky meminta proses penularan yang menyebabkan seorang petugas kebersihan dinyatakan positif varian Omicron ini harus diketahui. "Karena kalau enggak ketemu ini jadi pertanyaan. Ini dari mana," ujarnya.

"Artinya, kalau terdeksi semingguan lalu harus dicari seminggu ke belakang di dalam gedung yang dia layani ini harus ditracing dan ditracking," imbuh Dicky.

Terakhir, Dicky meminta seluruh penghuni Wisma Atlet tempat terjadinya transmisi varian Omicron harus ditambah masa karantinanya. Penambahan waktu tersebut semata-mata dilakukan demi mencegah penularan varian baru itu di tengah masyarakat. Apalagi, varian Omicron punya waktu yang cepat dalam proses penularannya. "Untuk mencegah agar ini tidak menyebar kemana-mana tentu satu gedung itu ditambah tujuh hari lah karantinya. Termasuk petugasnya juga," pungkasnya.