Menu

Demam dan Kejang Usai Divaksin, Siswa SD di Deli Serdang Meninggal Saat Dirawat di RS

Devi 27 Jan 2022, 13:12
Foto : Internet
Foto : Internet

RIAU24.COM - Seorang siswa SD di Deli Serdang, Sumatera Utara, meninggal dunia 6 hari setelah mendapatkan suntikan vaksin Covid-19. Siswa berinisial R berusia 9 tahun itu divaksin pada 19 Januari 2022 dan meninggal dunia saat dirawat di rumah sakit (RS) pada 26 Januari.

Dikutip dari detikcom, nenek korban, Sorta Pandiangan, menceritakan, R mengeluhkan tidak enak badan setelah divaksin pada 19 Januari. ''Tanggal 19 pulanglah dia ke rumah, goleklah dia,'' kata Sorta kepada wartawan, Kamis (27/1/2022). Ibu korban, Sarma Simbolon, mengatakan, dia mendapat informasi saat itu anaknya sakit. Lalu, dia meminta agar anaknya itu dibawa ke rumah sakit.

Sarma mengatakan, R akhirnya dibawa ke klinik pada 20 Januari 2022. Saat itu, korban dalam keadaan demam dan kejang.

''Sakitnya kejang-kejang, perutnya keras, kakinya jalan kek (seperti) kangkang gitu,'' ucap Sarma.

Karena kondisi tidak kunjung membaik, R kemudian dibawa ke rumah sakit. Selama tiga hari dirawat, keluarga kemudian membawa R pulang. Setelah pulang, kondisi R tidak kunjung membaik. Korban kemudian kembali dibawa ke rumah sakit dan meninggal dunia pada 26 Januari 2022.

Kepala Dinas Kesehatan (Diskes) Deli Serdang, Ade Budi Krista, mengatakan, R memang mengikuti vaksinasi pada 19 Januari 2022. Menurut Ade, dari keterangan rumah sakit yang merawat R, korban dinyatakan tetanus. ''Berdasarkan hasil surveilans dan investigasi Diskes dapat kami sampaikan bahwa anak atas nama R meninggal dunia karena penyakit tetanus, dan tidak ada hubungannya dengan vaksinasi,'' ucap Ade.

Ade mengatakan, penyakit yang diderita R ini diketahui dari resume dokter yang sempat merawatnya. Dari gejala yang terlihat, R dinyatakan tetanus.

''Hal ini disimpulkan dari resume medis dan adanya pemeriksaan oleh dokter spesialis anak yang kompeten dan keterangan dari beberapa RS tempat almarhum pernah dirawat. Gejala-gejalanya jelas karena ada trismus dan opistotonus yang menunjukkan itu tetanus,'' ujarnya.

''Dan tetanus itu masa inkubasinya lebih dari dua minggu. Artinya, secara analisa medis, almarhum sudah terpapar bakteri tetani pada saat divaksin. Dan gejala timbul sesudah divaksin,'' imbuhnya.