Menu

Dua Kali Ekspor di Penghujung 2021, RAPP Bangkitkan Perekonomian Indonesia dan Daerah

Devi 18 Jan 2022, 11:08
Foto : Internet
Foto : Internet

RIAU24.COM -  Pasca pandemi Covid-19 yang meluluhlantakkan perekonomian di Indonesia secara global, kini perlahan namun pasti pemulihan perekonomian Indonesia secara nasional mulai bangkit. Kegiatan ekspor kembali menggeliat dan semakin tahun menunjukkan peningkatan yang membaik. Dalam bulan Desember 2021 lalu saja, PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) tercatat dua kali melakukan ekspor produksinya ke berbagai negara.

Pada akhir Desember 2021 lalu, Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi, memimpin pelepasan ekspor senilai Rp35,03 triliun atau setara US$2,44 miliar. Pengiriman menjelang akhir tahun ini menandakan bukti perekonomian nasional mulai pulih. Lutfi menjelaskan kinerja ekspor Indonesia sepanjang 2021 memperlihatkan kinerja yang positif. Sampai November 2021, total nilai ekspor telah menembus US$209,16 miliar dan menjadi yang tertinggi dalam sejarah. Nilai ini juga melampaui rekor ekspor sepanjang 2011 yang kala itu mencapai US$203 miliar.

zxc1

“Kalau ini konsisten di bulan Desember, Indonesia akan bisa menembus angka US$230 miliar, saya yakin surplus kita mencapai US$37 miliar, ini merupakan suatu rekor dan menandakan adanya evolusi yang luar biasa dari Indonesia,” ujar Mendag saat menyampaikan sambutan secara hybrid, Kamis (23/12/2021) di Karawang, Jawa Barat.

Kegiatan “Pelepasan Ekspor ke Pasar Global akhir tahun 2021” diikuti 278 pelaku usaha, skala besar maupun kecil dan menengah (UKM) yang tersebar di 26 provinsi, 62 kabupaten/kota di Indonesia. Lutfi menceritakan, kisah sukses Indonesia berevolusi dari negara penjual barang mentah setengah jadi menjadi barang industri berteknologi tinggi dipicu oleh tiga hal yang dilakukan secara disiplin.

“Inilah ramuan acian surplus non migas kita menjadi sangat sehat, pertama adanya pasar yang potensial, komoditas tambang dan terjadinya peralihan, ini tonggak baru sejarah Indonesia menjadi negara industri yang bernilai tambah tinggi, maju, kuat dan dikagumi oleh mancanegara,” ungkapnya.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi mengatakan kegiatan pelepasan ekspor secara serentak ini merupakan wujud apresiasi terhadap kinerja para eksportir dan pemerintah daerah yang turut menyokong upaya peningkatan ekspor dan pemulihan ekonomi nasional, sekaligus untuk memotivasi kalangan dunia usaha untuk terus mempertahankan dan memperluas pasar ekspornya.

Didi menyebut sebanyak 54 perusahaan yang berpartisipasi atau sekitar 19 persen merupakan usaha berskala kecil dan menengah (UKM) dengan nilai ekspor US$5,56 juta atau sekitar Rp79,7 miliar. Produk-produk yang dikirim UKM di antaranya adalah produk perikanan dan kelautan, furnitur, kerajinan tangan, produk dekorasi rumah, makanan olahan, rempah-rempah, serta tekstil dan produk tekstil. Sekitar 81 persen atau 224 perusahaan berkategori non-UKM dengan total ekspor mencapai US$2,43 miliar atau setara Rp34,9 triliun.

Khusus Provinsi Riau, kegiatan pelepasan ekspor dilakukan di dua titik, yakni di Pekanbaru dan di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan tepatnya di kawasan industri PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) dan PT Asia Pacific Rayon (APR) di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Riau.

Kedua perusahaan ini ikut berpartisipasi mengekspor produk pulp, kertas dan rayon. Kegiatan ini dihadiri oleh Sekretaris Badan Pengawas Perdagangan Berjangka dan Komoditi Tuti Prahastuti, Ketua APINDO Riau Wijatmoko Rah Trisno, Direktur PT RAPP Mulia Nauli dan jajaran manajemen PT RAPP dan PT APR.

Gubernur Riau, Syamsuar mengatakan pihaknya berkomitmen untuk menjaga situasi agar tetap aman dan kondusif sehingga pertumbuhan ekonomi semakin membaik dan kinerja ekspor juga terus meningkat.

“Indikator ekonomi kita bagus karena ekspor kita jalan, harga sawit bagus bahkan ekspor non migas tahun 2021 termasuk yang paling tinggi angka dan jumlah sehingga ini semua mempengaruhi perekonomian di Riau,” ujar Gubri saat berdialog dengan Mendag secara daring.

Mill Operation Support Director RAPP, Mhd Ali Shabri mengatakan perusahaan berkomitmen mendukung upaya pemulihan ekonomi nasional oleh pemerintah salah satunya dengan memproduksi komoditas terbaik yakni pulp, kertas dan rayon. Ketiga produk tersebut telah diekspor ke sejumlah negara di dunia.

“Walaupun masih di situasi pandemi, kami terus berusaha menunjukkan kinerja positif, saat ini produksi kertas PaperOne telah dijual ke lebih dari 75 negara, produk viscose-rayon telah diekspor ke 20 negara. Hal ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, baik pemerintah kabupaten, provinsi dan Kementerian Perdagangan,” kata Ali.

Terkait persaingan di pasar global, RAPP yang merupakan bagian dari grup APRIL bersama APR sangat memahami persyaratan utama produk yang harus memenuhi mutu dan sesuai standar internasional. Oleh karena itu, Ali menambahkan perusahaan terus mendukung situasi perdagangan yang baik agar produk lokal dari Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau bisa terus diekspor ke luar negeri.

Untuk memenuhi permintaan pasar global, APR tengah mempersiapkan pembangunan tahap dua dengan menggandakan kapasitas produksinya menjadi 600.000 ton per tahun serta penambahan kapasitas produksi bubur kertas oleh RAPP.

“Selain viscose-rayon, kami juga melakukan investasi untuk pengembangan produk paper board atau kertas untuk kemasan yang pembangunannya saat ini sedang berjalan. Kami berharap upaya ini bisa memberikan tambahan kontribusi untuk perdagangan ekspor ke luar negeri secara signifikan dan terima kasih atas dukungan berbagai pihak menjadi support system bernilai positif untuk kami,” kata Ali.

Sebelumnya, masih di bulan yang sama awal Desember 2021, Menteri Perdagangan (Mendag) Republik Indonesia Muhammad Lutfi secara resmi melepas produk serat viscose rayon hasil produksi PT Asia Pacific Rayon (APR) ke pasar global dan domestik di Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, awal Desember 2021.

Pengiriman ekspor produk serat viscose rayon tersebut ditandai dengan pelepasan sejumlah truk kontainer oleh Mendag. Pada kesempatan tersebut, Mendag didampingi Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution, Bupati Pelalawan Zukri Misran, dan RGE Managing Director Anderson Tanoto Hadir juga Chief Operating Officer (COO) Asia Pacific Resources International Holdings Limited (APRIL) Eduward Ginting dan Direktur APR Basrie Kamba.

PT APR mencatat, jumlah penjualan produk serat viscose rayon hingga akhir Oktober 2021 mencapai 111,01 kilo ton untuk pasar ekspor dan 77,51 kiloton untuk pasar domestik. Bersamaan dengan pelepasan produk viscose rayon, Mendag juga turut melepas ekspor kertas PaperOneTM hasil produksi PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP). Produk kertas PT RAPP telah dijual ke lebih dari 75 negara dengan total ekspor mencapai lebih dari 755.000 ton.

Pada kesempatan itu, Mendag Lutfi pun mengapresiasi keberadaan APR yang diibaratkan sebagai permata dari Indonesia. Eksistensi APR harus dijaga sehingga mampu menjadi perusahaan yang berkelanjutan dan berkompetisi di masa depan. Harapannya, APR tidak hanya menjadi pemain regional, tetapi juga menjadi pemain di pasar global. “Jadi, selamat kepada APR yang tidak hanya berhasil menjual produksinya di dalam negeri, tetapi juga mancanegara. Inilah yang kami cita-citakan," tutur Mendag dalam siaran persnya.

Lutfi menambahkan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) akan menjaga situasi perdagangan yang baik untuk pengusaha agar mudah tembus ke pasar dunia.

"Di dalam negeri, kami juga harus menjaga kesinambungan produk Indonesia,” sambungnya.

Di kesempatan itu, Mendag juga memaparkan bahwa situasi perdagangan dunia sedang menemui banyak tantangan. Salah satunya, kondisi kehilangan kepercayaan antarnegara.

zxc2

Sejumlah negara Eropa, jelasnya, juga telah mengeluarkan undang-undang terkait produk yang boleh diekspor ke negara bersangkutan. Tak jarang, barang yang diekspor harus mendapatkan uji tuntas bahwa produk tersebut berasal dari hutan yang berkelanjutan.

“Saya hadir di APR karena yakin (bahwa) Indonesia bisa dan bertanggung jawab bukan hanya kepada barang Indonesia, melainkan juga kepada hutan yang menjadi pijakan hidup bangsa Indonesia di masa sekarang dan akan datang,” tambahnya.

Sebagai informasi, APR adalah perusahaan yang sudah menerapkan praktik berkelanjutan dengan menghasilkan produk bernilai tambah tinggi seperti serat viscose rayon atau viscose staple fiber (VSF), dan serat buatan biodegradable dari serat kayu yang memiliki karakteristik mirip dengan kapas. Sejauh ini, VSF dipakai sebagai bahan baku untuk membuat benang, kemudian dijadikan pakaian. Bahan baku ini dibutuhkan oleh garmen dan perlengkapan rumah tangga.

Bangkitnya ekonomi Riau Edy Natar Nasution yang turut hadir menuturkan bahwa pelepasan ekspor produk viscose rayon merupakan tanda bangkitnya perekonomian Riau. Ia menuturkan bahwa Provinsi Riau berhasil mencatatkan realisasi investasi sebesar Rp 39,543 triliun yang terdiri dari realisasi investasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp 17,763 triliun dan penanaman modal asing (PMA) sebesar 1.491,8 dollar AS atau Rp 21,780 triliun.

Ia menyebut, angka tersebut telah mencapai 81 persen dari target yang ditetapkan oleh Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI kepada Provinsi Riau pada 2021, yaitu Rp 48,6 triliun.

Atas capaian tersebut, ia menyatakan dukungan penuh terhadap dunia usaha untuk meningkatkan investasi dan menggairahkan ekonomi daerah sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Adapun pelepasan ekspor yang dilakukan APR, menurutnya, juga dapat dijadikan momentum berkelanjutan. Untuk itu, ia mengharapkan produk ekspor yang dihasilkan dapat terus meningkat.

“Keberadaan pabrik ini merupakan investasi yang ditanamkan RAPP dan APR untuk memproduksi rayon. Pabrik ini merupakan ekspansi RAPP yang sebelumnya hanya bergerak dalam industri pulp dan kertas. Dengan adanya pabrik ini, Riau tidak hanya menjadi pusat industri pulp dan kertas, tetapi juga rayon sebagai bahan baku tekstil,” terangnya.

Ia turut mengapresiasi keberadaan pabrik rayon berkapasitas skala dunia seperti milik APR dan RAPP. Baginya, investasi pabrik semacam ini sejalan dengan agenda pemerintah yang memprioritaskan pengembangan terhadap industri strategi tekstil skala nasional.

“Kami semua berharap, pabrik rayon di Riau ini dapat meningkatkan produk domestik bruto Provinsi Riau sebesar 1,49 persen dari sektor nonmigas serta mendorong geliat industri kecil dan menengah di beberapa sektor usaha yang terlibat dalam kegiatan operasional pabrik," terangnya.

Ia mengharapkan, pabrik rayon dapat membawa efek berantai bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan di Riau. Eduward Ginting yang juga hadir dalam kesempatan itu menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah mendukung kegiatan tersebut, mulai dari masyarakat, Pemerintah Kabupaten Pelalawan, Pemerintah Provinsi Riau, dan pemerintah pusat, termasuk Kemendag RI.

Berkat dukungan banyak pihak, produksi dan pemasaran produk serat viscose rayon APR tetap menunjukkan kinerja positif. Bahkan, di tengah tantangan dan tekanan akibat pandemi Covid-19.

“Kegiatan pelepasan kontainer ekspor viscose rayon ke pasar global dan pasar domestik merupakan pencapaian baru APR dalam upaya memperkuat industri tekstil nasional sekaligus mengurangi ketergantungan impor bahan baku tekstil negara lain,” kata Eduward.

Sejak diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Februari 2020, APR yang baru berusia 3 tahun menjadi fasilitas manufaktur viscose rayon terintegrasi dengan dissolving pulp yang berasal dari 100 persen serat terbarukan hutan tanaman industri (HTI) APRIL.

“APR juga sudah masuk ke pasar tekstil dunia dengan kriteria viscose rayon yang breathable, ringan, lembut, dan 100 persen disertifikasi berbahan baku alami," imbuhnya.

Perlu diketahui, viscose rayon  merupakan serat unggul ketimbang bahan baku tekstil lainnya karena dapat terurai secara alami dan kembali menjadi kompos di tanah. "Inilah yang menjadikan kami optimistis, Indonesia mampu menjadi pusat modest fashion dunia,” jelasnya. Eduward melanjutkan, produksi serat viscose rayon APR telah mencapai 300.000 ton per tahun dan telah diekspor ke 22 negara.

Saat ini, APR juga tengah mempersiapkan pembangunan tahap dua dan menggandakan kapasitas produksinya menjadi 600.000 ton per tahun pada 2023. Sebagai informasi, APR merupakan perusahaan yang berkomitmen dalam mendukung visi pemerintah untuk mendorong produksi nasional yang berorientasi ekspor.

Sementara itu, viscose rayon merupakan bahan baku tekstil hasil produksi di dalam negeri dengan potensi pasar global yang prospektif. Hal ini sejalan dengan peningkatan tren sustainable fashion.

Dalam ruang lingkup Kabupaten, pelepasan ekspor yang dilakukan PT RAPP dalam jumlah yang sangat besar guna membangkitkan perekonomian secara global jelas berdampak pada perekonomian daerah itu sendiri.

Keberadan PT RAPP yang berbasis di Pangkalankerinci selama ini telah turut mengembangkan berbagai sektor perekonomian di Kabupaten Pelalawan. Berbagai sektor UKM dan mitra bina yang berada di bawah binaan tumbuh sehingga ini sedikit banyak mampu memutar perekonomian di daerah ini.

"Kita jelas sangat apresiasi sekali apa yang dilakukan PT RAPP. Jangankan bicara ekspor yang skalanya lebih luas lagi, dalam arti dua kali ekspor yang dilakukan PT RAPP mampu membangkitkan perkonomian Indonesia yang telah terpuruk selama masa Pandemi Covid-19, tentu dampak positif ini berimbas juga ke daerah Kabupaten Pelalawan sebagai basis dari perusahaan itu sendiri," terang Kabag Ekonomi Seta Pelalawan, Sugeng Wiharyadi, pada media ini via slulernya, Kamis (13/1/2022).

Dia berharap, apa yang dilakukan oleh PT RAPP dalam membangkitkan perekonomian nasional yang akan berimbas pada daerah khususnya Kabupaten Pelalawan ini dapat ditiru role model-nya bagi perusaahaan-perusahaan lain yang ada di Kabupaten Pelalawan. Sehingga dengan begitu, tak hanya perekonomian nasional saja yang bakit tapi juga perekonomian daerah akan turut terdongkrak dengan sendirinya.