Menu

Heboh Pengakuan Penyintas Covid-19 Omicron yang Disebut Bikin Rambut Rontok, Ini Penjelasan Pakar

Rizka 9 Feb 2022, 13:21
google
google

RIAU24.COM -  Sebuah video diunggah oleh seseorang yang mengaku positif Covid-19 varian Omicron dan mengalami kerontokan rambut, viral di media sosial Tiktok.

Lantas, benarkah Covid-19 varian Omicron bisa bikin rambut rontok? Berikut penjelasannya.

American Academy of Dermatology Association (AAD) menemukan banyak kasus pasien Covid-19 yang melaporkan mengalami gejala rambut rontok.

"Kerontokan rambut yang dialami banyak orang mungkin tidak begitu mengejutkan. Inilah alasannya. Rambut rontok sementara adalah normal setelah demam atau sakit," tulis AAD di situs resmi mereka.

AAD menjelaskan Covid-19 menimbulkan gejala berupa demam tinggi. Demam inilah yang menyebabkan rambut rontok. Dalam dunia medis, jenis kerontokan ini dikenal dengan telogen effluvium.

Telogen effluvium adalah kondisi yang terjadi saat banyak rambut memasuk fase kerontontokan (telogen) lebih cepat dari siklus pertumbuhan rambut biasanya. Demam memicu hal ini terjadi.

Demam adalah gejala umum dari COVID-19. Beberapa bulan setelah mengalami demam tinggi atau pulih dari penyakit, banyak orang melihat kerontokan rambut yang nyata.

Menurut AAD, efek demam ini dapat membuat rambut rontok setelah 2-3 bulan. Bahkan, beberapa kasus juga bisa berlangsung 6-9 bulan. Selain demam, stres yang terjadi karena Covid-19 juga dapat memicu rambut rontok parah. Biasanya, rambut rontok akan terlihat 2-3 bulan setelah stres berlangsung.

Apakah rambut rontok bisa pulih?

AAD mengatakan rambut yang rontok karena demam dan stres bisa kembali normal dengan sendirinya.

"Ketika penyebab kerontokan rambut Anda adalah karena demam, sakit, atau stres, rambut cenderung kembali normal dengan sendirinya. Anda hanya perlu waktu. Kebanyakan orang melihat rambut mereka kembali dalam waktu enam sampai sembilan bulan," kata AAD.

Jika rambut rontok terjadi selain karena demam dan stres, AAD merekomendasikan untuk mengunjungi dokter kulit untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.