Menu

Ini Sosok Jenderal TNI yang Berani Tolak Perintah Presiden

Azhar 2 Apr 2022, 06:00
Jenderal TNI Subagyo Hadi Siswoyo. Sumber: Internet
Jenderal TNI Subagyo Hadi Siswoyo. Sumber: Internet

RIAU24.COM Jenderal TNI Subagyo Hadi Siswoyo dikenal sebagai tokoh militer yang cukup berpengaruh.

Salah satunya karena menjadi satu-satunya Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) yang merasakan kepemimpinan tiga presiden yakni, Presiden Soeharto, Presiden BJ Habibie dan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Tak hanya itu, Subagyo juga menjadi Jenderal TNI yang pernah menolak perintah presiden dikutip dari dari buku biografi berjudul ”Jenderal TNI Wiranto: Penegak Gerakan Disiplin Nasional” dan sindonews.com.

Semua bermula ketika Presiden RI Soeharto menginginkan membentuk organisasi baru yaitu, sebuah institusi semacam Komando Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib).

Jabatan tersebut pun ditawarkan Presiden Soeharto kepada Subagyo HS.

"Bagaimana kalau kamu yang jadi Pangkopkamtib”? Tanya Harto.

Mendapat tawaran tersebut, Subagyo tidak langsung menjawab tetapi malah balik bertanya.

"Apakah ada rencana Pak Harto untuk memisahkan jabatan Menhankam-Pangab"? Tanya Subagyo.

Saat itu, Soeharto menjawab “tidak”.

Mendengar jawaban tersebut, Subagyo langsung menolak tawaran tersebut. Sebab rencananya posisi Pangkopkamtib akan dijabat oleh Panglima ABRI Jenderal TNI Wiranto.

Sedangkan dirinya sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) akan menjadi wakil panglima (Wapang).

“Dalam pikiran saya kalau jabatan Menhankam/Pangab tidak dipisah maka jabatan Pangkopkamtib yang ditawarkan presiden kepada saya akan rancu dengan jabatan KSAD. Karena KSAD selaku pembina TNI AD tidak punya kewenangan operasional. Lagi pula awalnya yang akan menjadi Pangkopkamtib adalah Pangab dan KSAD menjadi wakil panglima (Wapang). Oleh karena itu saya menolak tawaran dari Pak Harto untuk menjadi Pangkopkamtib,” ujar Subagyo.

Alasan lainnya, waktu itu jabatan Kopkamtib sudah tidak populer lagi di dalam negeri.

Bahkan bukan hanya di dalam negeri tapi juga di luar negeri Kopkamtib tidak populer karena terkesan negara dalam keadaan tidak aman dan tidak tertib.

Subagyo juga mengusulkan agar organisasi di Mabes ABRI dioptimalkan.

Untuk diketahui, Kopkamtib pernah dibentuk pada 10 Oktober 1965, sesaat setela meletusnya peristiwa G30S/PKI.

Pembentukan Kopkamtib saat itu dilandasi keadaan negara yang sangat kacau dan genting. Mayjen TNI Soeharto menjadi Panglima Kopkamtib (Pangkopkamtib) pertama.

Keberadaannya semakin kuat setelah Presiden Soekarno mengeluarkan Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) pada 1966.