Menu

Definisi Pakaian Tidak Menghambat Mimpi, Mengenal Stephanie Kurlow Balerina Pertama di Dunia yang Berhijab

Rizka 11 Apr 2022, 14:01
Google
Google

RIAU24.COM -  Pertunjukan balet selalu menarik perhatian banyak orang. Kita akan terpukau dengan penampilan sang balerina meliuk di atas panggung sembari menjinjit kakinya dan memakai busana khas penari balet.

Ternyata, tak banyak diketahui, ada seorang balerina berhijab. Dia bernama Stephanie Kurlow yang memiliki kewarganegaraan Australia.

Menjadi seorang Muslimah berhijab tak menghalanginya untuk terus mengekspresikan dirinya di panggung. Dia juga dianggap sebagai balerina berhijab pertama di dunia.

Gadis cantik keturunan Australia-Rusia itu, sejak kecil tertarik belajar tari balet. Bahkan sejak usia 2 tahun ia sudah giat berlatih gerakan dasar balet.

Hingga menginjak usia remaja, ia sangat ingin bisa menjadi balerina profesional dan tampil di panggung besar. Namun sekira tahun 2010, hambatan mulai datang. 

Mengutip dari NY News Daily, saat itu Stephanie Kurlow dan keluarganya memutuskan menjadi mualaf dan ia langsung memakai hijab.

Setelah berhijab, Stephanie Kurlow sementara tak lagi menari balet. Akan tetapi hingga 3 tahun berlalu, cita-citanya menjadi balerina masih terus tertanam dalam diri.

Dia sudah rindu ingin kembali menari balet, tapi masih ragu dengan penampilannya yang kini sudah berhijab. Kemudian  ia melihat sosok Zahra Lari, wanita berhijab pertama yang menjadi ice skater profesional.

Dia sempat tak menemukan figur profesional di ruang dansa yang mengenakan hijab. Ibu Stephanie yang bukan seorang penari merasa prihatin dengan anaknya. Lalu, dia membuka studio khusus yang menerima orang-orang dari berbagai agama dan etnis minoritas.

Dari sana ia kembali yakin melanjutkan mimpinya. Tanpa kenal lelah Stephanie Kurlow pun berlatih balet hingga 30 jam per minggu. 

Namun hambatan kembali datang. Sedang asyik-asyiknya menapaki jalan menjadi balerina profesional, ia mendapat banyak cibiran.

Orang-orang mengejeknya di media sosial. Mereka menyebut perempuan berhijab tak pantas menari balet. 

"Kostum balet bisa diubah sesuai keinginan, yang terberat adalah ketika aku memakai hijab di usia 11 tahun dan itu langkah yang besar. Banyak orang-orang yang tidak menyukainya. Bagian terburuk adalah komentar negatif dari dunia maya. Aku mencoba mengacuhkannya karena mereka tidak tahu aku yang sebenarnya," ucapnya.

Sebagai penari berbakat dan lahir dari orang tua multikultural, dia memiliki kesempatan besar untuk terus merangkul penari muda dari beragam etnis, agama, dan latar belakang. Pengalamannya menjadi kisah inspiratif tentang keberagaman dan hidup bersama bangsa multi-budaya serta multi-agama baik di Australia mau pun di dunia.