Menu

Ikuti Jejak Negara-negaa Besar Asia Tenggara, Indonesia Dekati Amerika di Tengah Sengketa Laut China Selatan

Rizka 24 Apr 2022, 20:25
google
google

Para analis mengatakan karena ancaman Beijing di Laut China Selatan, Indonesia makin mempertimbangkan AS dan sekutu Barat lainnya sebagai pendukung militer.

Presiden Joko Widodo mengatakan pada 2014 bahwa Indonesia akan menjadi "titik tumpu maritim global" yang merupakan kekuatan antara Samudra Hindia dan Pasifik melalui perubahan kebijakan dalam dan luar negeri yang mencakup penguatan keamanan maritim dan perlindungan batas-batas maritimnya.

Sejak itu, Badan Keamanan Laut (Bakamla) telah mengusir dan menyita kapal-kapal nelayan dari negara lain, termasuk China. Pada 2018, China membangun sebuah pangkalan militer dengan lebih dari 1.000 personel di Kepulauan Natuna.

China telah menjadi "pengganggu" bagi Indonesia sejak 1990-an, kata Thayer, dan Jokowi telah memobilisasi "puluhan ribu" aset udara dan angkatan laut di Laut Natuna Utara.

TNI AD sejauh ini "tidak mampu mengekang intrusi China" ke zona ekonomi eksklusif Indonesia di Laut China Selatan, tulis Felix Chang, rekan senior di Institut Penelitian Kebijakan Luar Negeri, dalam analisisnya pada September 2021.

Dari 28 Maret hingga 8 April, AS dan Filipina mengadakan salah satu latihan militer gabungan tahunan terbesar mereka. Taiwan, saingan China selama delapan dekade terakhir, kemungkinan akan bergabung dengan Latihan Lingkar Pasifik yang diselenggarakan militer AS tahun ini sebagai pengamat, kata media Taiwan pada awal tahun ini.

Halaman: 12Lihat Semua