Menu

Joe Biden Jadi Antek Rusia untuk Menjatuhkan AS dari Dalam?! Mantan Asisten Menteri Keuangan Monica Crowley Angkat Bicara

Zuratul 14 Jun 2022, 09:07
Ilustrasi/net
Ilustrasi/net

RIAU24.COM - Sebuah teori 'gila' yang diperlihatkan secara tersirat di Amerika Serikat (AS). Sang presiden, Joe Biden, dituduh menjadi bagian dari rencana rahasia Rusia untuk menjatuhkan AS dari dalam.

Hal itu diungkapkan mantan asisten Menteri Keuangan Monica Crowley kepada Fox News dalam acara The Next Revolution, akhir pekan lalu.

Dia mengatakan Presiden Joe Biden dan Partai Demokrat sengaja berusaha untuk menghancurkan Amerika Serikat. Tak hanya itu, dia mengatakan ini adalah bagian dari rencana KGB, badan intelijen utama Uni Soviet.

Komitet Gosudarstvennoy Bezopasnosti disingkat KGB, adalah nama badan intelijen Uni Soviet dari tanggal 13 Maret 1954 sampai tanggal 6 November 1991. KGB adalah badan pemerintah utama dari "yurisdiksi serikat-republik", yang menjalankan fungsi keamanan internal, intelijen dan polisi rahasia.

Video wawancaranya dengan pembawa acara Fox pun telah menjadi viral di Twitter dan telah dilihat lebih dari 200.000 kali.

"Saya menggunakan kata musuh di sini dengan sengaja karena sulit bagi kebanyakan orang Amerika untuk memahami bahwa Presiden mereka dan seluruh partai politik besar di AS dengan sengaja menghancurkan dan melumpuhkan Amerika Serikat,"kata Crowley dalam acara tersebut yang dikutip Newsweek, Senin (13/6/2022).

"Tapi, itulah yang terjadi di sini. Sampai kita memahaminya, kita tidak akan bisa melawannya dengan cara yang efektif," imbuhnya.

Dia berpendapat bahwa rencana ini awalnya dipikirkan oleh KGB pada tahun 1930-an, meskipun faktanya Uni Soviet tidak membentuk badan tersebut sampai tahun 1954.

"Awalnya operasi KGB untuk menghancurkan negara dan kemudian setelah Perang Dunia II Soviet benar-benar mengubah taktik mereka," katanya.

"Sekarang Anda memiliki orang-orang bodoh yang berguna di tingkat kekuasaan tertinggi, termasuk di Gedung Putih dan termasuk di Kongres, Anda melihat percepatan titik kritis. Kami hampir berada di titik tidak bisa kembali," imbuhnya.

Begitulah gambaran dari Crowley tentang situasi yang terjadi, ia berpendapat bahwa hal itu bisa terjadi dari berbagai aspek pertimbangannya.