Menu

Menkes: G20 Targetkan Rp 22 Triliun untuk Dana Pandemi Global

Amastya 20 Jun 2022, 09:17
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin/Reuters
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin/Reuters

RIAU24.COM G20 adalah sebuah forum kerja sama multilateral dari 19 negara dan 1 lembaga Uni Eropa yang membahas tentang ekonomi internasional.

Tahun ini Indonesia menjadi tuan rumah dari forum bergengsi tersebut.

Menteri kesehatan Indonesia, Budi Gunadi menyebutkan bahwa G20 yang digelar selama setahun di Indonesia ini bertujuan untuk mengumpulkan dana bagi pandemi global yang berkisar Rp 22 Triliun.

Hal ini disampaikan oleh Budi pada hari Jumat 17 Juni 2022 lalu.

"Jika pada akhir tahun ini kami dapat memperoleh dana segar sebesar Rp 22 Triliun, kami akan sangat, sangat senang," katanya dikutip dari Reuters.

Budi juga menambahkan bahwa ia berharap G20 tahun depan juga dapat mengumpulkan dana sebesar  Rp 22 Triliun.  

Untuk sementara, negara-negara G20 telah setuju untuk menyiapkan dana tersebut yang menurut pejabat kesehatan akan membiayai upaya-upaya seperti pengawasan, penelitian, dan akses yang lebih baik ke vaksinasi untuk negara-negara berpenghasilan rendah hingga menengah.

Indonesia akan menjadi tuan rumah KTT para pemimpin G20 di Bali pada bulan November.

Bank Dunia, yang akan menampung dana tersebut, dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang menasihati fasilitas tersebut, memperkirakan dalam sebuah laporan bahwa kesenjangan pendanaan tahunan untuk kesiapsiagaan pandemi adalah $10,5 miliar.

Budi mengatakan akan mulai membahas kontribusi dana tersebut dengan negara-negara seperti Jepang dan Inggris pada pertemuan menteri kesehatan G20 di Indonesia minggu depan.

“Pandemi adalah perang, dan kita harus siap dengan uang yang cukup ketika perang terjadi,” katanya.

Amerika Serikat dan Indonesia telah mendorong pembentukan dana tersebut untuk membantu dunia lebih siap menghadapi pandemi di masa depan, tetapi WHO khawatir dana tersebut dapat merusak upayanya sendiri dan upaya mekanisme kesehatan global lainnya.

Tetapi Budi mengatakan WHO akan memainkan peran kepemimpinandalam mengidentifikasi negara mana yang membutuhkan dana atau memberikan tindakan pencegahan lainnya.

Bank Dunia mengatakan dana tersebut diharapkan dapat beroperasi tahun ini, dan Budi mengatakan struktur dana tersebut dapat dibentuk dalam waktu beberapa bulan.