Menu

Stop! 4 Kesalahan ini Menghambat Kamu Kaya Raya

Zuratul 24 Jun 2022, 15:10
Ilustrasi/kompas.com
Ilustrasi/kompas.com

RIAU24.COM - Jalan menuju kemandirian finansial tidaklah semudah yang dipikirkan, setidaknya butuh kesabaran dan kerekunan sejak dini. Bagi generasi muda yang merasa membangun karir, fokus menabung unutk masa depan mungkin belum menjadi prioritas utama.

Sebab kebutuhan menunjang gaya hidup ditambah gaji yang masih pas-pasan menjadi penyebabnya. Meski begitu, anda sebaiknya jangan terjebak dalam pola pikir seperti itu jika tak ingin sengsara di hari tua.

Berikut adalah beberapa kesalahan yang sering dilakukan generasi muda dalam mengelola keuangan, dikutip dari cnbcindonesia.

1. Menunggu terlalu lama untuk memulai tabungan pensiun

Kebanyakan orang biasanya telat menyadari pentingnya memiliki tabungan pensiun. Meski demikian, sejumlah perencana keuangan menyarankan agar Anda memulai tabungan pensiun secepatnya. Sebab, apabila terus ditunda, nilai yang harus Anda tabung setiap bulan agar bisa pensiun dengan nyaman akan semakin besar.

Jika Anda mulai menabung Rp3 juta per bulan pada usia 23, misalnya, Anda bisa mengumpulkan Rp 1 miliar pada usia 53 tahun yang bisa Anda gunakan sebagai dana pensiun. Sebaliknya, jika Anda mulai pada usia 35 tahun, Anda harus menyisihkan Rp 5 juta setiap bulan untuk mencapai tujuan yang sama pada usia 55 tahun.

Dalam laporan terbaru dari Natixis, 60% responden mengatakan mereka harus bekerja lebih lama dari yang diperkirakan untuk pensiun, dan 40% mengatakan mereka butuh keajaiban agar bisa pensiun dengan aman.

"Beberapa orang menunda tabungan pensiun karena mereka masih memiliki hutang, tetapi alasan yang lebih umum adalah mereka berpikir pensiun masih jauh. Padahal jika mereka menunggu terlalu lama untuk memulai, mereka mungkin perlu mengejar ketinggalan atau merencanakan pensiun nanti," kata Jay Lee, perencana keuangan bersertifikat di Ballaster Financial.

2. Menjadi korban inflasi gaya hidup

Inflasi gaya hidup terjadi ketika orang mulai menganggap kemewahan sebagai kebutuhan. Menurut perencana keuangan Nick Reilly, media sosial menciptakan keinginan untuk mengikuti gaya hidup orang lain. 

Hal itu telah menyebabkan banyak millennial menghabiskan sebagian besar penghasilan mereka demi pemenuhan kepuasan dan status jangka pendek. Mereka biasanya tak terlalu peduli berapa banyak yang yang bisa dihemat untuk sewa tempat tinggal dan makanan. Padahal, gaya hidup yang keliru bisa menjerumuskan mereka pada kesulitan finansial di masa depan. 

3. Tidak memiliki tabungan darurat yang cukup

Dana darurat dapat menyelamatkan Anda jika kehilangan pekerjaan, jatuh sakit, atau memiliki tagihan tak terduga lainnya yang harus ditanggung. Namun, generasi muda cenderung terlalu percaya diri dan mengabaikan risiko tersebut.

Lee mengatakan, jika Anda masih lajang, Anda perlu menyisihkan enam bulan pengeluaran untuk keadaan darurat. Untuk pasangan berpenghasilan ganda, jumlahnya harus setidaknya tiga bulan.

4. Menyimpan terlalu banyak aset volatil seperti cryptocurrency

Instrumen investasi baru seperti NFT dan cryptocurrency memang dapat memberikan potensi cuan yang menarik, namun ingatlah bahwa volatilitasnya yang tinggi sangat mungkin membahayakan kesehatan keuangan Anda.

Investasi berisiko tinggi dan volatilitas tinggi sudah banyak menarik investor muda yang ingin membangun kekayaan dengan cepat. Namun, terlalu banyak menyimpan aset volatile sebenarnya bisa berbahaya. Sebab perencanaan keuangan adalah tentang mempersiapkan yang terburuk daripada mengejar untung tertinggi.