Menu

Zelensky Sebut Putin Sebagai Teroris, Desak PBB untuk Keluarkan Rusia dari Keanggotaan

Amastya 29 Jun 2022, 13:15
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky /Getty Images
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky /Getty Images

RIAU24.COM - Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky menuduh pemimpin Rusia, Putin berubah menjadi teroris setelah dua hari yang lalu rudal Rusia menghancurkan sebuah pusat perbelanjaan dengan lebih dari 1.000 orang di dalam kota Kremenchuk, Ukraina, menewaskan sedikitnya 18 orang.

Selama lebih dari empat bulan, Rusia dan Ukraina telah berperang. Jutaan orang telah mengungsi atau terpaksa meninggalkan negara itu karena perang, yang telah merenggut ribuan nyawa.

Dalam pesan video kepada Dewan Keamanan PBB, Zelensky secara khusus menyebutkan republik Baltik, Polandia, Moldova, dan Kazakhstan sambil menyatakan bahwa Kremlin harus diadili untuk mencegahnya membawa aksi teroris ke negara lain, yakni bangsa Eropa dan Asia.

"Kita perlu bertindak segera untuk melakukan segalanya untuk membuat Rusia menghentikan pembunuhan massal," kata Zelensky.

Setelah militer Rusia membantah menargetkan mal pada hari Senin, ia menyarankan PBB mengirim perwakilan ke Ukraina sehingga para pejabat dapat secara independen mengonfirmasi bahwa serangan mematikan di kompleks ritel Kremenchuk sebenarnya adalah serangan rudal Rusia.

Menurut Zelensky, presiden Rusia telah berubah menjadi teroris.

"Serangan teroris setiap hari, tujuh hari seminggu. Mereka bekerja sebagai teroris setiap hari," ucapnya.

Zelensky mengutip Pasal 6 Piagam PBB, yang menyatakan bahwa seorang anggota yang terus-menerus melanggar prinsip-prinsip yang terkandung dalam Piagam ini dapat dikeluarkan dari organisasi oleh Majelis Umum atas rekomendasi Dewan Keamanan.

Hal Itu tidak mungkin terjadi karena Rusia adalah anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan memiliki hak veto. Sebuah ketentuan yang akan segera mengadakan pertemuan Majelis Umum jika salah satu dari lima anggota pemegang hak veto Dewan Keamanan menggunakan wewenang mereka untuk menghalangi sebuah resolusi diadopsi oleh PBB pada bulan April.