Menu

Kronologi Bangkrutnya Sri Lanka Hingga Terpilihnya PM Ranil Wickremesinghe Sebagai Presiden Baru

Zuratul 21 Jul 2022, 10:28
Potret Demonstran di Sri Lanka/twitter
Potret Demonstran di Sri Lanka/twitter

href="//www.riau24.com">RIAU24.COM - Presiden Gotabaya yang kabur ke luar negeri dan mengundurkan diri, membuat kekosongan kepemimpinan di Sri Lanka.

Perdana Menteri sekaligus pejabat Presiden, Ranil Wickremesinghe akhirnya terpilih sebagai presiden baru Sri Lanka.

Ranil terpilih dalam pemungutan suara di parlemen pada Rabu (20/7). PM ena periode itu akan menjabat sebagai presiden sampai 2024, menghabiskan masa jabatan yang seharusnya diduduki Rajapaksa.

Imbas dari krisis ekonomi berkepanjangan yang memicu demonttrasi besar-besaran selama sekitar 100 hari terakhir.

Salah satu yang dituntu massa demonstran selama ini adalah agar rezim Rajapaksa lengser. Sebab, Sri Lanka yang selama ini dikuasai keluarga Rajapaksa dianggap tak becus mengurus negara.

Krisis ekonomi di Sri Lanka sebenarnya telah terjadi sejak beberapa tahun lalu dan terus memburuk sejak pandemi Covid-19. Krisis terus memburuk hingga Sri Lanka tak bisa bayar impor dan utang yang melambung dan dinyatakan bangkrut.

Pengelolaan yang gagal oleh pemerintah ini pun mengakibatkan lonjakan harga kebutuhan pokok hingg kelangkaan barang mulai dari pangan hingga gas LPG dan BBM.

Februari lalu, Sri Lanka hanya memiliki cadangan USD2,31 miliar namun harus membayar utang sebesar USD4 miliar pada tahun 2022.

Kondisi itu membuat warga ramai-ramai menggelar protes. Mereka menuntut Rajapaksa dan PM sebelumnya, yang merupakan saudara Rajapaksa, Rajapaksa Mahinda mengundurkan diri.

April: Terapkan status darurat-kabinet mundur massal

Demo yang berlangsung berhari-hari, menyebabkan polisi terlibat bentrik dengan massa. Raja paksa lalu mendeklarasikan status darurat secara nasional.

Dibulan yang sama, Sri Lanka dilaporkan bangkrut. Harga semakin mernagkak naik, disaat BBM makin langka.

Kondisi sosial dan ekonomi yang semakin kacau juga merambat ke situasi politik dalam negeri. Para menteri Rajapaksa ramai-ramai mengundurkan diri.

Mei: PM Mundur-Pendemo tewas ditembak

Selain ditinggalkan oleh menteri dan kabinet sendiri, Rajapaksa juga dihadapkan oleh demonstrasi yang kian meluas. Hal itu pun memicu bentrokan terjadi antara aparat dan pedemo. Sejauh ini total semmbilan demonstran dilaporkan meninggal dunia akibat bentrok dengan polisi.

Kematian demonstran itu pun memicu pedemo semakin geram terhadap rezim Rajapaksa.

Di tengah situasi yang makin kacau, PM Mahinda Rajapaksa mengundurkan diri. Posisi PM ini pun kemudian digantikan Ranil Wickremesinghe.

Pergantian perdana menteri tak serta-merta menciptakan kondisi yang stabil. Demo juga tetap berlangsung.

Juni: Darurat kemanusia

Pada Juni lalu, Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menyatakan Sri Lanka menghadapi krisis kemanusiaan. Mereka juga menyebut jutaan orang membutuhkan bantuan gegara krisis ekonomi dan politik yang terus memburuk.

PBB juga memprediksi sebagian besar rakyat Sri Lanka bakal mengalami krisis pangan jika situasi tak kunjung membaik, dikutip dari CNN.

Juli: Rajapaksa Kabur-Wickremesinghe jadi Presiden Baru

Pada 9 Juli lalu, demonstran menggeruduk kediaman Rajapaksa dan membakar rumah Wickremesinghe.

Beberapa hari usai insiden itu, Rajapaksa berusaha minggat ke luar negeri. Saat tiba di bandara, ia dan rombongan dicegat imigrasi, sehingga tak bisa angkat kaki dari Sri Lanka.

Militer kemudian membawa Rajapaksa ke pangkalan militer Angkatan Laut. Dari lokasi ini ia akhirnya terbang ke Maladewa kemudian ke Singapura.

Sesampainya di Singapura, Rajapaksa mengirimkan surat pengunduran diri via email ke parlemen Sri Lanka yakni pada 14 Juli. Ia lalu menunjuk Wickremesinghe, selaku PM menjadi pelaksana tugas presiden sesuai hukum negara Asia Selatan itu.

Massa menyambut suka ria pernyataan itu. Namun, mereka tak puas lantaran kroni Rajapaksa masih menguasai negara.

(***)