Menu

Perang Gandum: Konflik Ukraina Menimbulkan Ketakutan Kelaparan

Devi 23 Jul 2022, 10:46
Produksi gandum global diperkirakan mencapai hampir 775 juta ton pada 2022-2023, 4,5 juta lebih rendah dari tahun sebelumnya. FOTO: AFP
Produksi gandum global diperkirakan mencapai hampir 775 juta ton pada 2022-2023, 4,5 juta lebih rendah dari tahun sebelumnya. FOTO: AFP

RIAU24.COM - Invasi Rusia atas kekuatan pertanian Ukraina telah sangat mengganggu pasar gandum global, memicu peringatan bahwa konflik tersebut dapat menyebabkan kelaparan di beberapa negara. Gandum digiling menjadi tepung untuk membuat berbagai macam makanan, dari roti hingga pasta hingga makanan penutup.

"Semua orang makan gandum, tetapi tidak semua orang mampu memproduksinya," kata Bruno Parmentier, seorang ekonom dan penulis buku "Feeding Humanity".

Hanya sekitar selusin negara yang menghasilkan gandum yang cukup untuk dapat mengekspornya juga. China adalah produsen utama dunia tetapi juga merupakan importir utama komoditas untuk memberi makan 1,4 miliar penduduknya.

Rusia, Amerika Serikat, Australia, Kanada, dan Ukraina adalah pengekspor utama dunia. Mesir, Indonesia, Nigeria dan Turki termasuk di antara importir utama. 

Harga gandum sudah tinggi sebelum Rusia memulai invasi ke Ukraina pada Februari. Ada beberapa faktor di balik kenaikan tersebut: Harga energi melonjak karena ekonomi bangkit kembali dari penguncian Covid-19, membuat biaya untuk pupuk berbasis nitrogen lebih tinggi.

Berakhirnya pembatasan Covid-19 juga menyebabkan gangguan besar pada rantai pasokan global karena permintaan melonjak untuk semua jenis produk.

Halaman: 12Lihat Semua