Menu

Arkeolog Temukan Benteng Usia 2.000 Tahun, Diduga Kerajaan Irak yang Hilang

Zuratul 23 Jul 2022, 11:20
Potret Koin Natounia, Salah Satu Puing yang Berhubungan erat dengan Benteng Tersebut/phys.org
Potret Koin Natounia, Salah Satu Puing yang Berhubungan erat dengan Benteng Tersebut/phys.org

RIAU24.COM - Seorang Arkeolog telah menemukan sebuah benteng kuno, berusia 2.000 tahun yang diduga bagian dari kota kerajaan yang hilang, bernama Natounia di wilayah pegununga Kurdistan, Irak.

Melalui situs arkeologi yang terletak di pegunungan  Zagros, memuat susunan batu Raban-Merquly yang terdiri dari benteng sepanjang 4 kilometer, dua pemukiman lebih kecil, relief baru ukir, dan komplek keagamaan.

Penggalian yang berlangsung sejak 2009 hingga 2022 ini telah berlangsung dengan baik, salah satunya berkat bantuan fotografi drone, dikutip dari CNN.

Penelitian ini dipimpin oleh Michael Brown, seorang peneliti di Institut Prasejarah, Protosejarah, dan Arkeologi Timur Dekat, Universitas Heidelberg, Jerman. Menurutnya, benteng itu terletak di perbatasan Adiabene, sebuah kerajaan kecil yang diperintah oleh raja-raja dari dinasti setempat.

Raja-raja ini kemudian membayar upeti kepada Kekaisaran Parthia yang membentang di sebagian Iran dan Mesopotamia sekitar 2.000 tahun yang lalu.

Brown mengatakan ukiran di pintu masuk benteng menggambarkan seorang raja Adiabene, yang tampak dari pakaian sosok itu, khususnya topi yang digunakannya. Ukiran ini juga menyerupai rupa raja-raja Adiabene lainnya, terutama yang ditemukan sejauh 230 kilometer di situs kota kuno bernama Hatra.

Meski ini baru sekadar spekulasi, Brown percaya benteng itu adalah kota kerajaan yang dikenal sebagai Natounia, atau yang juga dikenal Natounissarokerta yang merupakan bagian dari kerajaan Adiabene.

"Natounia hanya benar-benar diketahui dari koin langkanya, tidak ada referensi sejarah yang detail," kata Brown.

Kota kerajaan ini muncul lewat penelusuran tujuh koin yang menggambarkan sebuah kota yang diambil namnya dari seorang raja bernama Natounissar dan lokasi di Sungai Zab Bawah, yang dikenal pada zaman kuno sebagai Sungai Kapros.

"Lokasi dekat (tapi tidak diakui di) Zab Bawah/sungai Kapros kuno, pendudukan singkat, dan gambaran bangsawan semuanya terhubung ke situs arkeologi dengan deskripsi yang dapat kita simpulkan dari koin uang. Ada juga beberapa makam bangsawan yang tidak biasa di dekatnya," kata Brown.

"Ini adalah argumen yang tidak langsung. ... Rabana-Merquly bukan satu-satunya kemungkinan bagi Natounia, tapi bisa dibilang kandidat terbaik sejauh ini (untuk) kota yang 'hilang', yang menjadi bagian suatu wilayah di suatu tempat," imbuhnya.

Natounissarokerta sendiri berasal dari nama Natounissar, bangsawan kerajaan pendiri dinasti kerajaan Adiabene, sementara kata Parthia yang merupakan kekaisarannya untuk parit atau benteng.