Menu

Tak Hanya Baik dan Santun, Ini Sosok Pilot Citilink yang Meninggal Saat Mengudara

Devi 23 Jul 2022, 12:16
Foto: Captain Boy
Foto: Captain Boy

RIAU24.COM - Kabar duka datang dari maskapai Citilink Indonesia.

Pesawat dengan rute awal Surabaya-Makassar ini, terpaksa harus melakukan pendaratan darurat setelah 15 menit mengudara. Seperti dilansir dari Boombastis, pendaratan darurat dilakukan dikarenakan sang pilot mengalami masalah kesehatan.

Setelah mendapat pemeriksaan dari dokter usai pendaratan, pilot bernama Boy Awalia Asnil ini ditanyatakan meninggal dunia.

Captain Boy Awalia Asnil dikenal sebagai salah satu sosok yang baik hati oleh para koleganya.

Lelaki berusia 48 tahun ini juga mendedikasikan dirinya secara penuh selama mengemban tugas sebagai seorang pilot. Simak kisah lebih lengkapnya dalam ulasan berikut ini.

Kronologi meninggalnya pilot Citilink Indonesia

Pesawat dengan nomor penerbangan QG307 tujuan Makassar mengajukan RTB (Return To Base) ke Bandara Internasional Juanda, dengan alasan pilot yang sakit.

Hal tersebut dikonfirmasi benar oleh pihak pejabat Humas Angkasa Pura (AP) I Bandara Internasional Juanda, Yuristo Ardi Hanggoro. “Pagi tadi (21/7) kami menerima permintaan emergency landing dari QG307 dengan alasan pilot incapacity. Pesawat yang sebelumnya take off pukul 06.10 menit mendarat kembali dengan selamat pada 06.56,” ujar Yuris.

Setelah pesawat melakukan pendaratan, Captain Boy langsung mendapatkan penanganan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP). Adapun pendaratan pesawat ini dilakukan oleh co-pilot yang bertugas mendampingi Captain Boy saat itu. Saat diperiksa oleh petugas KKP, tim medis saat itu tidak bisa menemukan denyut nadinya.

Plt. Kepala Kantor Kesehatan, dr. Acub Zainal mengatakan bahwa Captain Boy sudah menggunakan mayo tube saat di pesawat. Mayo tube ini merupakan alat medis yang membantu jalannya napas dalam menahan pangkal lidah dan ujung belakang faring. Karena nadinya tak berdenyut, Captain Boy akhirnya dilarikan ke Rumah Sakit Mitra Keluarga. Hingga berita ini ditulis, belum ada keterangan pasti mengenai sakit yang diderita sang pilot hingga ia meninggal dunia. Sebelum terbang, pihak Citilink mengatakan bahwa semua kru sudah melewati prosedur cek kesehatan dan dinyatakan sehat atau laik terbang.

Penumpang yang ada di dalam pesawat sempat kepanikan

Pesawat ini meminta return to base ke Bandara Juanda setelah 15 menit terbang. Namun, di saat genting tersebut, para penumpang banyak yang panik dan mengaku takut berada di dalam pesawat tersebut. Hal ini disebabkan karena health issue yang dialami oleh seorang pilot memang jarang terjadi saat penerbangan berlangsung.

Ketakutan ini terekam dalam sebuah video yang diambil oleh penumpang di dalam pesawat. Ia mengatakan bahwa sebelum mendarat, pesawat sempat berputar dan terbang rendah. “Pilot sakit, mendarat lagi di Juanda. Pesawat terbang rendah, semua penumpang panik. Ya Allah untung selamat, didaratkan dengan co-pilot. Mohon doanya kawan,” ucap penumpang dalam video tersebut.

Captain Boy meninggal di usia 48 tahun. Ia dikenal sebagai sosok yang berdedikasi tinggi pada pekerjaannya. Rekan kerja Captain Boy juga mengenal sosoknya sebagai orang yang baik. Memiliki dua orang putra, ia menempuh pendidikan penerbangan di Ardmore Flying School, Selandia Baru. Captain Boy telah berkarier sejak tahun 1994 sebagai Senior First Officer di Merpati Airlines.

Sejak pertama kali bekerja, Captain Boy sudah bekerja di enam maskapai berbeda. Ia juga pernah bekerja di Malaysia Airline dengan jabatan sebagai Senior First Officer. Di tahun 2008, ia kembali ke tanah air dan bergabung bersama Sriwijaya Air. 8 bulan di Sriwijaya Air, Captain Boy memutuskan untuk pindah ke Air Asia. Selang satu tahun, ia kemudian bergabung dengan Lion Air. Di Lion Air, kariernya bertahan selama lebih dari 6 tahun. Pada akhir 2016, ia berpindah ke maskapai Citilink hingga akhir hayatnya.

Melalui akun instagram pribadinya @boyawalia, Captain Boy sering mengunggah momen-momen saat ia bekerja bersama kru dan tim penerbangan. Tak hanya itu saja, ia juga merupakan ayah dan sosok suami yang mencintai keluarga. Ada banyak sekali potret saat dirinya menghabiskan waktu bersama dua anak lelakinya, entah itu foto saat liburan, santai, bahkan mengenalkan anak-anaknya pada dunia penerbangan.

Sebelum meninggal, Captain Boy sempat bercerita di akun Facebook-nya, bagaimana ia hampir menyerah menjadi seorang pilot, demi bisa mengurus dua orang anaknya, setelah perceraian. Saat ini kedua anaknya disekolahkan di pesantren dan harus hidup mandiri. Ia juga telah menikah lagi pada tahun 2020 silam.

Telah mengabdi berpuluh tahun untuk penerbangan Indonesia, Captain Boy Awalia dimakankan di TPU Pondok Kelapa Sawit, Duren Sawit, Jakarta Timur. RIP Capt, semoga mendapatkan tempat terbaik di sisi-Nya.