Menu

Ferdy Sambo Resmi Tersangka Kasus Penembakan Brigadir J, Rocky Gerung: Dimana Kompolnas?

Amastya 10 Aug 2022, 10:26
Rocky Gerung pertanyakan kabar Ketua Harian Kompolnas Irjen Purn Benny Mamoto setelah terungkapnya rekayasa Ferdy Sambo terhadap kasus penembakan Brigadir J /@rocky.gerung_
Rocky Gerung pertanyakan kabar Ketua Harian Kompolnas Irjen Purn Benny Mamoto setelah terungkapnya rekayasa Ferdy Sambo terhadap kasus penembakan Brigadir J /@rocky.gerung_

RIAU24.COM Ferdy Sambo resmi menjadi tersangka perihal penembakan Brigadir J setelah pengumuman yang dilakukan oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam siaran pers kemarin Selasa (9/8).

Pada kesempatan itu, Listyo juga mengatakan bahwa tidak adanya baku tembak yang terjadi antara Brigadir J dengan Bharada E yang menegaskan adanya rekayasa dalam laporan awal pengusutan kasus tersebut.

Kabar tersebut membuat kejutan terhadap publik, salah satunya akademisi dan penggiat media sosial Rocky Gerung. Dirinya membuat sebuah tweet yang bernada menyindir Ketua Harian Kompolnas, Irjen Purn Benny Mamoto.

“Dimana Kompolnas? Semua keterangan tentang adanya baku tembak dan pelecehan seksual, bernilai nista. :)),” tulis Rocky Gerung melalui akun Twitternya.

Sebelumnya, diketahui, sebuah video telah beredar, mengenai Ketua Harian Kompolnas Irjen Purn Benny Mamoto yang mengaku telah turun langsung mendengar tim penyidik di Polres Jakarta Selatan mengenai skenario awal kasus itu.

“Saya perlu turun karena banyaknya silang informasi yang membuat bingung masyarakat. Sehingga saya turun langsung, mendengar langsung, melihat langsung bukti-bukti yang ada termasuk foto-foto yang ada,” tutunya.

Pada kesempatan itu, Benny berpendapat kasus tersebut memang berawal dari pelecehan seksual yang dilakukan oleh Brigadir J yang masuk ke kamar istri Kadiv Propam yang menyebabkan nyonya rumah berteriak. Lalu Brigade E mendengarnya dan langsung turun dari lantai dua untuk mengecek keadaan.

“Setelah turun ternyata ditemui disitu ada Brigadir J yang justru malah menodongkan senjata. Kemudian melakukan tembakan. Kemudian terjadilah tembak-menembak yang akhirnya brigadir E meninggal dunia,” jelas Benny.

Lebih lanjut saat itu Benny menjelaskan jika orang bertanya mengapa tujuh tembakan Brigadir J tidak ada yang tepat sasaran sementara lima tembakan Brigadir E semuanya tepat sasaran.

Ia mengatakan bahwa Brigadir J dalam kondisi panik, sementara Brigadir E dapat lebih fokus mengarahkan senjatanya.

“Yang pertama perlu dijelaskan bahwa kondisi Brigadir J ini dalam keadaan panik, dalam keadaan tidak fokus untuk membidikkan senjatanya karena kaget ketahuan sehingga arah tembakannya tidak menyentuh. Di samping itu terhalang oleh tangga. Sementara Brigadir E dapat Fokus karena dia ada di atas kemudian mengarahkan senjatanya ke Brigadir J. Di samping itu brigadir E ini ternyata juara menembak di brimob sehingga bidikannya tepat,” pungkasnya.

(***)