Menu

Kisah di Balik Perumusan Naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia

Amastya 15 Aug 2022, 08:37
Ternyata ada kisah tersembunyi dari perumusan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia /semangat45.co
Ternyata ada kisah tersembunyi dari perumusan naskah proklamasi kemerdekaan Indonesia /semangat45.co

RIAU24.COM Naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia diketahui telah mengalami perkembangan sebelum menjadi naskah yang dikenal saat ini.

Naskah Proklamasi tersebut dirumuskan oleh Soekarno (Bung Karno), Mohammad Hatta (Bung Hatta), dan Achmad Soebardjo.

Naskah Proklamsi awalnya, berupa klad yang merupakan asli tulisan tangan Soekarno sebagai pencatat.

Naskah awal itu kini disimpan di Monumen Nasional (Monas). Dalam perkembangannya Naskah klad tersebut digubah oleh Bung Hatta dan Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo.

Adapun isi naskah dari klad tersebut yakni sebagai berikut:

Proklamasi

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.

Hal2 jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempoh jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, 17 - 8 - 05

Wakil2 bangsa Indonesia.

Naskah diatas mengalami sedikit perubahan dan penyempurnaan, menjadi naskah yang kita kenal sebagai Naskah Proklamasi Otentik. Naskah ini juga ditempatkan di Monas.

Naskah Proklamasi Otentik ini merupakan hasil ketikan Mohamad Ibnu Sayuti Melik, seorang pemuda yang ikut andil dalam persiapan Proklamasi.

Adapun isi dari naskah Proklamasi Otentik sebagai berikut:

P R O K L A M A S I

Kami bangsa Indonesia dengan ini menjatakan kemerdekaan Indonesia.

Hal-hal jang mengenai pemindahan kekoeasaan d.l.l., diselenggarakan dengan tjara seksama dan dalam tempo jang sesingkat-singkatnja.

Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 05

Atas nama bangsa Indonesia. Soekarno/Hatta.

Dari dua naskah diatas terdapat perbedaan isi Naskah Proklamasi Klad dan Proklamasi Otentik.

Perbedaan isi kedua naskah tersebut antara lain:

• Kata Proklamasi diubah menjadi P R O K L A M A S I,

• Kata Hal2 diubah menjadi Hal-hal,

• Kata tempoh diubah menjadi tempo,

• Kata Djakarta, 17 - 8 - 45 diubah menjadi Djakarta, hari 17 boelan 8 tahoen 45,

• Kata Wakil2 bangsa Indonesia diubah menjadi Atas nama bangsa Indonesia,

• Isi naskah Proklamasi Klad merupakan tulisan tangan asli Soekarno sebagai pencatat, dan adalah merupakan hasil gubahan (karangan) oleh Mohammad Hatta dan Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo. Sedangkan isi naskah Proklamasi Otentik adalah hasil ketikan Mohamad Ibnu Sayuti Melik,

• Pada Naskah Proklamasi Klad memang tidak ditandatangani. Sementara, Naskah Proklamasi Otentik diteken Soekarno dan Hatta.

Diketahui, Bung Karno, Bung Hatta, dan Achmad Soebardjo merumuskan naskah tersebut pada dini harinya, sebelum naskah proklamasi otentik itu jadi dan dibacakan pada 17 Agustus 1945 pukul 10.00 di Pegangsaan Timur Nomor 56.

Dalam memoarnya, Bung Hatta menuliskan bahwa Bung Karno mempersilakan dirinya menyusun teks ringkas karena dianggap memiliki bahasa yang paling baik.

"Apabila aku mesti memikirkannya, lebih baik Bung menuliskan, aku mendiktekannya," tulis Bung Hatta.

Menurut Jaka Perbawa selaku Kurator Museum Perumusan Naskah Proklamasi (Munasprok), sebelum Naskah Proklamasi dirumuskan oleh Bung Karno, Bung Hatta, dan Achmad Soebardjo di Rumah Laksamana Maeda, Jalan Meiji Dori, sekarang dikenal dengan nama Jalan Imam Bonjol Nomor 1 Jakarta Pusat, Bung Hatta menyiapkannya untuk dibawa pada Sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) di Hotel Des Indes pada 16 Agustus 1945.

Namun, lantaran adanya Peristiwa Rengasdengklok, yaitu peristiwa 'diculiknya' Bung Karno dan Bung Hatta oleh kelompok muda, maka yang tertulis di Naskah Proklamasi adalah yang seperti kita kenal sekarang.

"Bung Hatta sudah mempersiapkan, cuma nggak diberitahukan kalimatnya apa saja. Karena yang memberikan masukan kan Bung Hatta, apa yang ditulis Bung Karno juga ada beberapa kalimat dari Bung Hatta," ujar Jaka dikutip dari Sindonews.com.

Lebih lanjut, Jaka menduga, kalimat 'dan lain lain' yang ada di Naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tersebut kemungkinan adalah hal yang diringkas dari pemikiran Bung Hatta.

"Karena memang Bung Karno hanya menuliskan, sementara yang jago mengolah kata adalah Bung Hatta," katanya.

Ia menambahkan, adanya kemungkinan ketiga tokoh tersebut akhirnya menyepakati yang terpenting ada pernyataan merdeka dalam naskah tersebut.

Apalagi, kala itu kelompok muda tidak menganggap pertemuan yang digelar di Rumah Laksamana Maeda tersebut sebagai pertemuan anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

Akhirnya, Naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dirumuskan oleh Bung Karno, Bung Hatta, dan Achmad Soebardjo itu pun disetujui oleh para tokoh PPKI dan tokoh muda yang hadir.

Naskah tersebut selanjutnya dibacakan oleh Bung Karno yang didampingi Bung Hatta, di Pegangsaan Timur Nomor 56 pada 17 Agustus 1945 menandai kemerdekaan negara Indonesia.

(***)