Menu

5 Kebohongan Irjen Ferdy Sambo Yang Akhirnya Dibongkar Bareskrim ke Publik dan Media

Zuratul 15 Aug 2022, 10:01
Potret Ferdy Sambo Tersangka Pembunuhan Berencana Brigadir J/Genpi.co
Potret Ferdy Sambo Tersangka Pembunuhan Berencana Brigadir J/Genpi.co

RIAU24.COM - Irjen Ferdy Sambo telah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.

Skenario mantan Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo dalam kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat atau Brigadir J terbongkar.

Butuh waktu sekitar satu bulan untuk polisi mengungkap Sambo sebagai otak dari pembunuhan anak buahnya, dikutip dari akun [email protected] Senin (15/8/2022).

Satu demi satu kebohongan Sambo terungkap. Peristiwa yang terjadi sebenarnya ternyata berbeda jauh dengan narasi Sambo di awal.

Fakta demi fakta terungkap hingga akhirnya Irjen Ferdy Sambo tidak bisa lagi berbohong, Irjen Ferdy Sambo mengakui dirinyalah yang paling bertanggung jawab dalam kasus tewasnya sang ajudan, Brigadir J.

Satu demi satu kebohongan Sambo terungkap. Peristiwa yang terjadi sebenarnya ternyata berbeda jauh dengan narasi Sambo di awal, kasus kematian Brigadir J pun kini mulai menemui titik terang.

Irjen Ferdy Sambo yang sudah ditetapkan sebagai tersangka kasus pembunuhan berencana, terancam hukuman maksimal 20 tahun penjara hingga hukuman mati.

Fakta dari hasil penyidikan Tim Khusus (Timsus) Polri dan Komnas HAM menunjukkan setidaknya saat ini ada lima kebohongan besar dalam kasus kematian tragis Brigadir J.

Dalang di balik kebohongan itu tidak lain adalah atasan Brigadir J sendiri, yaitu Irjen Ferdy Sambo.
Berikut 5 kebohongan terkait kematian Brigadir J yang di rangkum Riau24: 

1. Tiba di Jakarta

Di awal mencuatnya kasus ini, disebutkan bahwa Sambo baru tiba di Jakarta sepulang dari Magelang, Jawa Tengah pada Jumat (8/7/2022), sesaat sebelum kematian Brigadir J.

Rombongan Sambo tiba lebih dulu di rumahnya di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan. Beberapa saat kemudian, rombongan istrinya, Putri Candrawathi, tiba bersama Brigadir J, Richard Eliezer atau Bharada E, dan lainnya.

Namun, kemudian terungkap fakta sebenarnya bahwa Sambo sudah berada di Jakarta sehari sebelum rombongan Putri tiba atau Kamis (7/7/2022).

Temuan ini diungkap oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).

”Awalnya kan kita kira sama harinya. Tapi ternyata setelah kita telusuri, kita dapat bukti yang lebih baru. Bukti terbaru itu menunjukkan pulangnya (Sambo) satu hari sebelumnya dengan pesawat," kata Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik saat ditemui di kantornya.

2. Sambo Tak Ada di Lokasi Pembunuhan

Dari narasi awal, Brigadir J tewas usai terlibat baku tembak dengan Bharada E di rumah dinas Kadiv Propam pada Jumat (8/7/2022).

Namun dalam keterangan awal Ferdy Sambo mengaku tak berada di lokasi kejadian perkara lantaran tengah menjalani tes PCR sepulang dari Magelang.

Ia pun sempat mengaku mendapat kabar kematian Brigadir J usai terima telepon dari sang istri.

"Peristiwa yang terjadi adalah peristiwa penembakan terhadap saudara J (Yosua) yang mengakibatkan saudara J meninggal dunia yang dilakukan oleh saudara RE (Richard Eliezer) atas perintah saudara FS (Ferdy Sambo)," kata Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam konferensi pers di Mabes Polri.

3. Brigadir J Tewas Baku Tembak 

Kematian Brigadir J awalnya disebut karena terlibat baku tembak dengan sesama ajudan yakni Bharada E.

Namun dakta sebenarnya, tidak terjadi baku tembak di rumah dinas Ferdy Sambo kala itu.

Mengutip dari Riau24.com dari pengungkapan fakta ternyata Bharada E menembak Brigadir J atas perintah Ferdy Sambo.

Salah satunya soal keberadaan Brigadir J ketika tiba di rumah dinas Kadiv Propam Polri. Bahkan semua saksi kasus tewasnya Brigadir J yang telah diperiksa menyebutkan hal yang sama. Yakni Brigadir J tak masuk ke dalam rumah yang dulu ditempati oleh eks Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo. 

4. CCTV

Pengusutan kasus kematian Brigadir J memakan waktu yang lama lantaran rekaman CCTV di seluruh rumah disebut mati.

Di awal, disebutkan bahwa CCTV di rumah dinas Sambo mati karena dekodernya rusak.
Tetapi, dalam perkembangannya, polisi menyebut bahwa Sambo berperan dalam mengambil CCTV di sekitar TKP penembakan.

"Tadi kan disebutkan, dalam melakukan olah TKP seperti Pak Kapolri sampaikan, terjadi misalnya pengambilan CCTV dan lain sebagainya," kata Kepala Divisi Humas Polri IrjenDedi Prasetyo di Mabes Polri, Jakarta, Sabtu (6/8/2022) malam.

5. Dugaan pelecehan

Pada awalnya, kasus ini disebut bermula dari dugaan pelecehan yang dilakukan Brigadir J terhadap istri Sambo, Putri, di rumahnya. Brigadir J disebut masuk ke kamar Putri dan melakukan pelecehan hingga membuat istri Sambo itu berteriak.

Selanjutnya, Brigadir J disebut mengancam Putri dengan menodongkan pistol ke kepalanya, Bharada E yang mendengar teriakan itu hendak menghampiri Putri, tetapi malah disambut tembakan pistol Brigadir J.

Dari situ lah, disebutkan, terjadi baku tembak yang kemudian menewaskan Yosua, namun narasi tersebut ternyata sepenuhnya tidak benar, termasuk soal dugaan pelecehan.

(***)