Menu

Film ‘Orphan: First Kill’ Diambil dari Kisah Nyata, Benarkah?

Amastya 20 Aug 2022, 12:13
Isabelle Fuhrman, aktris yang membintangi karakter Esther dalam Film ‘Orphan: First Kill’ yang terinspirasi dari kisah nyata /Getty Images
Isabelle Fuhrman, aktris yang membintangi karakter Esther dalam Film ‘Orphan: First Kill’ yang terinspirasi dari kisah nyata /Getty Images

RIAU24.COM - Orphan, film horor 2009 yang menjadi kultus klasik, kini memiliki prekuel streaming di Paramount+.

Orphan: First Kill mengeksplorasi bagaimana Esther menjadi pembunuh manipulatif yang terlihat di film 2009, menelusuri pergerakannya dari fasilitas psikiatri di Estonia ke tanah AS. Isabelle Fuhrman, sekarang 25, memerankan Esther di kedua film tersebut.

Dalam Orphan: First Kill, penonton akan mengetahui bahwa keluarga Coleman di film sebelumnya bukanlah orang pertama yang ditipu untuk percaya bahwa Esther adalah anak yatim piatu berusia 9 tahun.

Hal itu terjadi sebelum terungkap bahwa Esther adalah seorang pembunuh dan wanita berusia tiga puluhan dengan kelainan hormon langka yang menyebabkan dia agar terlihat seperti anak kecil.

Gangguan hormon itu nyata, tetapi apakah Orphan: First Kill berdasarkan kisah nyata? Dikutip dari Newsweek berikut fakta tersembunyi dari film ini.

Apakah 'Orphan: First Kill' Berdasarkan Kisah Nyata?

Penggemar kedua film Orphan akan ketakutan mengetahui bahwa mereka secara tidak spesifik didasarkan pada kisah nyata.

Orphan: First Kill adalah sebuah prekuel dari film 2009, yang mengambil inspirasi dari kehidupan seorang wanita Ceko bernama Barbora Skrlová.

Dalam Orphan: First Kill, Esther menghabiskan bertahun-tahun di fasilitas psikiatri dan mengasumsikan identitas anak yang hilang yang kondisi tersebut mirip dengan Skrlová.

Skrlová juga menderita hipopituitarisme, kekurangan hormon yang dapat mempengaruhi pertumbuhan seseorang. Orang dengan kondisi ini cenderung terlihat lebih kecil dan lebih muda.

Kisahnya menjadi perhatian global pada Januari 2008, ketika polisi Norwegia sedang mencari seorang anak laki-laki berusia 13 tahun, Adam, yang hilang dari panti asuhan Oslo sebulan sebelumnya.

Mereka menemukan bahwa Adam sebenarnya adalah Skrlová, seorang wanita berusia 33 tahun, yang menyamar sebagai anak laki-laki untuk bersembunyi dari polisi Ceko, laporan CBS.

Skrlová sedang dicari sehubungan dengan kasus pelecehan anak di kota Brno. Dia telah dibawa oleh sebuah keluarga yang mempercayainya sebagai seorang gadis berusia 12 tahun bernama Anika, tetapi dituduh menyalahgunakan saudara angkatnya dan memanipulasi ibu dan bibi anak laki-laki itu untuk menganiaya mereka juga.

Dia tinggal bersama saudara perempuan Klara dan Katerina Mauerova dan dua putra Klara, Ondrej dan Yakub.

Skrlová dilaporkan meyakinkan Klara Mauerova, yang menderita penyakit mental, bahwa putra-putranya berperilaku buruk dan membujuknya untuk menghukum kedua bocah lelaki itu dengan kejam, mengunci mereka di kamar gelap dan tidak memberi makanan.

Akhirnya, seorang tetangga memberi tahu pihak berwenang atas kekhawatiran mereka tentang potensi pelecehan dan saudara-saudara Mauerova ditangkap.

Skrlová berhasil melarikan diri dari Brno dan menuju Denmark, akhirnya berakhir di Norwegia.

Dia kemudian menghabiskan empat bulan menyamar sebagai anak sekolah, yakni Adam sebelum dia ditemukan dan dideportasi.

Saudari Mauerova dan Skrlová semuanya dinyatakan bersalah atas pelanggaran pelecehan anak.

Karla Mauerova dijatuhi hukuman sembilan tahun penjara, Katerina Mauerova menerima 10 tahun dan Skrlová hanya lima tahun.

Keberadaan Skrlová tidak diketahui sampai saat ini.

(***)