Menu

Maria Walanda Maramis, Pahlawan Penggiat Hak-hak Wanita

Azhar 14 Sep 2022, 14:53
Maria Josephine Catherine Maramis. Sumber: Manado Post
Maria Josephine Catherine Maramis. Sumber: Manado Post

RIAU24.COM - Salah satu pahlawan Indonesia Maria Josephine Catherine Maramis berjasa dalam usahanya mengembangkan keadaan wanita di Indonesia.

Dikutip dari pikiran-rakyat.com, wanita kelahiran Kema, Sulawesi Utara, 1 desember 1872 ini dikenal dengan sosok yang dianggap sebagai pendobrak adat, pejuang kemajuan dan emansipasi perempuan di dunia politik dan Pendidikan.

Saat Maria berusia enam tahun, orang tuanya meninggal karena jatuh sakit, dan akhirnya Maria dibesarkan di Maumbi oleh pamannya yakni Rotinsulu.

Oleh pamannya, Maria dimasukkan ke sekolah Melayu di Maumbi.

Maria menikah dengan Joseph Frederick Caselung Walanda, merupakan seorang guru bahasa pada tahun 1890.

Dari hasil pernikahannya itu Maria dikaruniai tiga orang anak perempuan.

Pada akhir abad 19 dan awal abad 20 banyak klan yang berada dalam proses kea rah satu unit geopolitik yang disebut Minahasa dalam suatu tatanan kolonial Hindia Belanda.

Komersialisasi agrarian melahirkan perkebunan-perkebunan kopi dan kemudian kopra membuat ekonomi ekspor berkembang pesat, penanaman modal mengalir deras, dan kota-kota lain tumbuh seperti Tondano, Tomohon, Kakaskasen, Sonder, Romboken, Kawangkoan dan Langowan.

Opini serta ide dari Maria dituliskannya di sebuah surat kabar setempat yang bernama Tjahaja Siang.

Ia menunjukkan pentingnya peranan ibu dalam keluarga dimana adalah kewajiban ibu untuk memberi Pendidikan awal kepada anak-anaknya.

Maria bersama dengan beberapa orang lain mendirikan Pencintaan Ibu Kepada Anak Temurunnya (PIKAT) pada tanggal 8 Juli 1917.

Tujuan organisasi tersebut adalah untuk mendidik kaum wanita yang tamat sekolah dasar dalam hal-hal rumah tangga seperti memasak, menjahit, merawat bayi, pekerjaan tangan, dan sebagainya.

Pada tanggal 2 Juni 1918, PIKAT membuka sekolah Manado, merupakan sekolah rumah tangga untuk perempuan-perempuan muda, yaitu School PIKAT.

Tahun 1932, PIKAT mendirikan Opieiding School Var VAk Onderwijs Zeressen atau Sekolah Kejuruan Putri.

Dalam mewujudkan cita-citanya Maria yakin bahwa perempuan memiliki kemampuan yang sama untuk menuntut ilmu seperti laki-laki, Maria juga berjuang agar perempuan diberi tempat dalam urusan politik.