Menu

Beberkan Penyebab Cuaca Ekstrem di Wilayah Indonesia, BMKG: Banyak Fenomena yang Terjadi

Amastya 10 Oct 2022, 09:42
Dwikorita Karnawati selaku Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika beberkan penyebab cuaca ekstrem yang melanda wilayah Indonesia beberapa waktu belakangan /sindonews.com
Dwikorita Karnawati selaku Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika beberkan penyebab cuaca ekstrem yang melanda wilayah Indonesia beberapa waktu belakangan /sindonews.com

RIAU24.COM - Belakangan ini beberapa wilayah di Indonesia mengalami cuaca ekstrem yang terjadi dalam waktu yang signifikan.

Cuaca ekstrem seperti hujan lebat, angin kencang, dan puting beliung terus melanda beberapa wilayah di Indonesia.

Menanggapi hal tersebut, Dwikorita Karnawati selaku Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membeberkan penyebab terjadinya cuaca ekstrem di wilayah Indonesia tersebut.

 “Jadi memang saat ini sedang pada fase peralihan di sebagian wilayah Indonesia antara musim kemarau ke musim hujan yang sering ditandai dengan fenomena hujan lebat dan juga angin kencang atau puting beliung,” kata Dwikorita dikutip dari keterangannya lewat laman media sosial resmi BMKG, Senin (10/10/2022).

Dwikorita mengatakan saat ini juga masih terdeteksi terjadinya La Nina dengan intensitas lemah.

“Yaitu fenomena yang dipengaruhi dengan adanya aliran massa udara di Samudra Pasifik akibat suhu muka air laut di Indonesia ini lebih hangat daripada suhu air laut di Samudra Pasifik bagian tengah barat,” katanya.

Pada kesempatan yang sama, Kepala BMKG tersebut mengatakan ada fenomena Indian Ocean Dipole yang memberikan kontribusi terhadap melimpahnya uap air pembentukan awan-awan konvektif di wilayah Indonesia terutama Indonesia bagian barat dan tengah.

Dwikorita juga menyebutkan, terjadi pula fenomena sirkulasi siklonik yang mengakibatkan peningkatan awan-awan hujan dengan kecepatan angin yang tinggi.

“Dan aktifnya Median Julian Oscillation apa pergerakan awan awan hujan dari Samudra Hindia melintasi kepulauan Indonesia menuju Samudra Pasifik serta kondisi atmosfer pada skala lokal yang labil di beberapa daerah yang mampu mendukung potensi pertumbuhan awan hujan,” katanya.

Lebih lanjut, Dwikorita mengatakan fenomena cuaca ekstrem yang melanda wilayah Indonesia dipengaruhi faktor-faktor yang cukup kompleks dan terjadi bersamaan.

“Jadi sangat kompleks pada cukup banyak fenomena yang terjadi secara bersamaan,” pungkasnya.

(***)