Menu

Liz Truss Umumkan Pengunduran Diri Setelah Enam Minggu Menjabat Sebagai Perdana Menteri Inggris 

Zuratul 21 Oct 2022, 09:44
Perdana Menteri Inggris Liz Truss yang Mengundur Diri Karena Permasalahan Pajak. (Foto: CNBC Indonesia)
Perdana Menteri Inggris Liz Truss yang Mengundur Diri Karena Permasalahan Pajak. (Foto: CNBC Indonesia)

RIAU24.COM - Perdana Menteri Inggris, Liz Truss mengumumkan bahwa dia akan mengundurkan diri. Pengumumannya terjadi hanya beberapa hari setelah menteri keuangan barunya membalikkan hampir semua pemotongan pajak yang direncanakannya, pada Kamis 20 Oktober 2022. 

Tidak hanya itu, PM Truss juga menyapu bersih agenda fiskal pasar bebas yang menjanjikan perubahan kebijakan radikal untuk Inggris, tetapi malah menjatuhkan negara ke dalam minggu kekacauan ekonomi dan politik.

"Saya tidak bisa menyampaikan mandat yang saya pilih," katanya dalam sambutan singkat di luar Downing Street, seperti dikutip The New York Times.

Dia mengatakan dia telah memberi tahu Raja Charles III akan mengundurkan diri sebagai pemimpin Partai Konservatif, dan bahwa dia akan tetap menjadi pemimpin dan perdana menteri sampai penggantinya dipilih dalam waktu seminggu.

Kepergiannya, setelah hanya enam minggu menjabat, adalah kejatuhan yang sangat cepat dari kekuasaan. Kondisi ini tentu membuat Partai Konservatifnya semakin kacau, menyusul kepergian Boris Johnson yang berantakan dari Downing Street selama musim panas.

Pengumuman itu muncul beberapa menit setelah Truss mengadakan pertemuan tak terjadwal dengan Graham Brady, ketua kelompok anggota parlemen Konservatif yang dikenal sebagai Komite 1922 yang memainkan peran berpengaruh dalam memilih pemimpin partai.

Kelangsungan hidup politik Truss menjadi lemah setelah proposalnya untuk pemotongan pajak yang tidak didanai secara luas mengguncang pasar dan membuat nilai poundsterling jatuh. 

Dia mengalami pukulan telak pada Senin, ketika rektor yang baru diangkat jadi Menteri Keuangan, Jeremy Hunt, mengatakan bahwa pemerintah membatalkan sisa-sisa terakhir dari proposal pajak PM Truss.

Pengumuman itu merupakan salah satu pembalikan paling dramatis dalam sejarah politik Inggris modern, dan penolakan yang memalukan terhadap kepemimpinan PM Truss. 

Dalam beberapa pekan terakhir, dukungan untuk Partai Konservatif yang dia pimpin, telah runtuh dalam jajak pendapat dan kerusuhan di antara anggota parlemen meningkat, merusak kemampuannya untuk tetap menjabat.

Sementara Menkeu Hunt juga mengatakan bahwa pemerintah akan mengakhiri intervensi besar negara untuk membatasi harga energi pada April. Pemerintah Inggris menurutnya akan menggantikannya dengan program yang masih belum terdefinisi yang katanya akan mempromosikan efisiensi energi. Tetapi program itu justru dapat meningkatkan ketidakpastian bagi rumah tangga yang menghadapi kenaikan harga gas dan listrik.

Kekacauan lebih lanjut terjadi pada Rabu, ketika Truss dicemooh oleh anggota parlemen oposisi saat menjawab pertanyaan di Parlemen, dan beberapa jam kemudian dipaksa untuk memecat salah satu menteri kabinet paling seniornya yakni, Menteri Dalam Negeri Suella Braverman, karena pelanggaran keamanan.

Braverman mengakui telah melakukan pelanggaran teknis aturan keamanan, yang melibatkan dokumen pemerintah yang dia kirim ke anggota parlemen di Parlemen melalui email pribadinya. 

Namun dalam surat pengunduran dirinya kepada Truss, dia mengatakan bahwa dia memiliki “kekhawatiran tentang arah pemerintah ini,” menuduhnya melanggar janji kepada pemilih dan, khususnya, gagal mengekang imigrasi

Pada Rabu, pemungutan suara tentang apakah akan melarang fracking hidrolik meletus menjadi pertarungan jarak dekat. Tuduhan muncul bahwa menteri menganiaya anggota parlemen Konservatif dan mengancam mereka dengan pembalasan jika mereka tidak memilih untuk mendukung Truss.

(***)