Menu

Nasdem, Demokrat dan PKS Tak Jadi Deklarasi di Hari Pahlawan, Apa yang Terjadi?

Amastya 9 Nov 2022, 08:41
Deklarasi koalisi Nasdem, Demokrat, PKS tak jadi dilakukan pada Hari Pahlawan
Deklarasi koalisi Nasdem, Demokrat, PKS tak jadi dilakukan pada Hari Pahlawan

RIAU24.COM Deklarasi koalisi antara Partai Nasional Demokrat (Nasdem), Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tidak jadi dilaksanakan pada tanggal 10 November atau bertepatan dengan Hari Pahlawan sesuai rencana sebelumnya.

Hal ini disampaikan langsung oleh Willy Aditya selaku Ketua DPP Partai Nasdem yang memastikan deklarasi koalisi bersama dengan Partai Demokrat dan PKS pada 10 November 2022 tidak bisa dilaksanakan.

Willy menuturkan alasan penundaan adalah PKS baru akan melaksanakan Rapat Majelis Syura pafa akhir tahun, sedangkan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sedang berada di luar negeri.

"Bisa dipastikan 10 November tidak jadi deklarasi bersama. Karena memang satu, PKS akan rapat Majelis Syura itu akhir tahun, Desember artinya. Kedua, Mas AHY dann kawan-kawan-kawan baru pulang sekitar tgl 10 November itu," kata Willy kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, pada Rabu (8/11/2022) dikutip sindonews.com.

Walaupun urung dilaksanakan, Willy mengatakan pihaknya menghormati dan menunggu sesuai mekanisme masing-masing parpol. Pihaknya hanya mementingkan komitmen untuk berkoalisi dan sudah semakin mengerucut serta tinggal kesepahaman formal saja.

"Setidaknya komitmen demi komitmen itu sudah semakin mengerucut, bagaimana kesepahaman tinggal dituangkan formal menjadi kesepakatan-kesepakatan bersama gitu," ujarnya.

Mengenai waktu terbaru mengenai deklarasi, Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR ini mengatakan paling cepat akan deklarasi pada akhir tahun 2022.

Namun, Willy menuturkan tidak menutup kemungkinan juga bahwa deklarasi akan dilakukan masing-masing partai. Ia mengatakan yang penting semangat satu dalam koalisi perubahan.

"Paling cepat akhir tahun. Tapi tidak tertututp kemungkinan one by one, setelah Nasdem, Demokrat, mungkin PKS. Jadi tidak mesti deklarsi bersma, tapi juga partai pertai-partai, karena itu juga berbicara, kita mengutamakan satu, spritnya yang sama dengan nama koalisi perubahan. Yang kedua adalah mana yang juga efektif skenario-skenario itu dalam tim kecil kami bahas," terangnya.

"Jadi bisa bersama, tapi sejauh ini lebih dominan partai ke partai. Jadi bisa bersama kemudian partai ke partai. Tapi dua duanya bisa kami lakukan," tambahnya.

Diakhir terkait cawapres, Willy menjelaskan belum ada kesepakatan dan penentuannya akan sesuai dengan dinamika yang terjadi. Nasdem sendiri akan realistis dan rasional, membuka diri secara lebih luas.

"Kita mencoba membuka diri secara lebih luas. Tapi setidaknya tiga modal dasar ini. Bagaimana kemudian cawapres suka atau tidak suka, senang atau tidak senang kita bisa jadikan element surprise. Itu salah satu pertimbangan kita," tandasnya.

(***)