Menu

Gejala Dukung Anies Menular di Parpol Besar, Ada PPP, PAN Terbaru Partai Senior

Amastya 28 Nov 2022, 09:56
Gejala dukung Anies maju Pilpres 2024 menular di berbagai Parpol tanah air
Gejala dukung Anies maju Pilpres 2024 menular di berbagai Parpol tanah air

RIAU24.COM - Dukungan untuk Anies Baswedan maju di Pilpres 2024 semakin membesar dikalangan Partai Politik (Parpol) terkenal di tanah air.

Gejala dukungan terbaru datang dari Partai Golongan Karya (Golkar). Hal ini diungkapkan oleh M. Jamiluddin Ritonga selaku pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul.

Ritonga mengatakan selain PPP dan PAN, gejala dukungan sudah tampak di tubuh Golkar. Ia mengungkapkan, ada kader Golkar  yang akan mendukung Anies meskipun belum seterbuka kader PPP dan PAN.

Pernyataan ini diungkapkan Ritonga karena menilai resiko bagi Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bila memutuskan untuk mengusung Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo walaupun elektabilitasi politikus PDIP ini sering bertengger di puncak.

"Keinginan itu akan membuat KIB semakin ditinggalkan kader dari partai masing-masing partai yang berkoalisi. Mereka akan kecewa berat karena tidak mengusung kadernya,” kata Ritonga pada Minggu (27/11/2022).

Jamil menjelaskan, kader-kader parpol di KIB juga akan semakin yakin bahwa KIB dibentuk bukan untuk mengusung kadernya, melainkan hanya untuk memenuhi hasrat oligarki yang ingin mengusung Ganjar.

"Karena itu, mereka menjadi yakin KIB hanya menjadi sekoci Ganjar," imbuhnya.

Menurut dia, kalau persepsi itu terbentuk di internal kader partai yang tergabung dalam KIB (Golkar, PAN, PPP), mereka akan mencari sosok lain yang layak didukung.

Gejala itu sudah terlihat di internal PAN dan PPP yang secara vulgar menyatakan dukungan kepada Anies Baswedan. Mereka tidak takut menyatakan berbeda dukungan dengan elite partai secara terbuka.

"Penolakan terhadap Ganjar akan semakin menguat bila KIB resmi mengusungnya. Para kader Golkar, PPP, dan PAN akan semakin banyak yang mengarahkan dukungan ke Anies atau capres lain," terangnya.

Mantan Dekan FIKOM IISIP ini menilai, KIB mungkin saja nantinya jadi seperti kapal induk. Terlihat besar tapi penumpangnya sudah banyak yang angkat kaki.

"Akibatnya, KIB hanya tampak besar dan megah untuk mengusung capres. Hanya saja capres yang diusungnya berpeluang besar tidak dipilih kadernya," ungkapnya.

Oleh karena itu, Jamil menyarankan, sebelum hal itu terjadi, selayaknya KIB mengurungkan niatnya mengusung Ganjar. Sebab penolakan terhadap Ganjar di internal KIB, khususnya di akar rumput begitu besar.

"Lebih baik KIB mengusung kader dari tiga partai koalisinya. Hal itu dimaksudkan untuk menjaga keutuhan KIB," pungkasnya.

(***)