Menu

Pelatih Korea Selatan Diusir Keluar Lapangan, Sergio Costa: Wasit Ngga Adil! 

Zuratul 29 Nov 2022, 09:08
Potret Pelatih Korea Selatan, Sergio Costa yang Memprotes ke Wasit di menit terakhit Korsel kontra Ghana. (BBC/Foto)
Potret Pelatih Korea Selatan, Sergio Costa yang Memprotes ke Wasit di menit terakhit Korsel kontra Ghana. (BBC/Foto)

RIAU24.COM Korea Selatan harus menerima kekalahan dramatis dari Ghana di Piala Dunia 2022 pada Senin (28/11/2022) malam. 

Di balik kekalahan tersebut, Paulo Bento sebagai pelatih Korsel diusir wasit di injury time babak kedua terakhir akibat melakukan protes berlebihan.

Pelatih berusia 53 tahun itu melontarkan protes karena meniup peluit panjang ketika Korea Selatan masih memiliki kesempatan mencetak gol. 

Kala itu wasit Anthony Taylor mengakhiri laga saat Korea Selatan mendapatkan sepak pojok terakhir.

Menurut asisten pelatih Korea Selatan Sergio Costa , apa yang dilakukan sangat tidak adil bagi penembakan. 

Dengan peluit panjang sebelum Korea Selatan melakukan sepak pojok, membuat wakil Asia itu harus kalah dramatis dari Ghana dengan skor 3-2.

"Kami (Korea Selatan) memiliki kesempatan untuk melakukan tendangan sudut, apakah itu mengambil kesempatan itu dari kami," ucap asisten pelatih Sergio Costa tentang keputusan Anthony Taylor dikutip dari BBC.

Keputusan Anthony Taylor menghentikan laga sebelum sepak pojok bagi Korea Selatan menimbulkan reaksi dari sang pelatih, Paulo Bento. Reaksi tersebut akhirnya berakhir bagi kartu merah bagi Bento.

Namun asisten pelatih Bento, Sergio Costa merasa bahwa rekannya tidak layak mendapatkan kartu merah. Costa merasa bahwa Bento tidak mengatakan sesuatu yang tidak pantas kepada wasit Inggris tersebut.

“Paulo (Bento) menilai, saya berada di dekat dan dia tidak mengatakan sesuatu yang tidak pantas untuk wasit. Itu adalah reaksi dari seseorang yang merasakan kurangnya keadilan di akhir pertandingan,” ujar Costa mengutip Bola.net. 

Costa juga berpendapat bahwa reaksi yang dikeluarkan Paulo Bento sangat wajar dilakukan oleh pelatih. 

Terlebih lagi jika pengadilan mendapatkan ketidakadilan di lapangan akibat keputusan wasit yang memimpin pengadilan laga.

"Ini adalah reaksi normal dari seseorang yang melakukan segalanya untuk menang. Kami merasa sedih dan kami bisa merasakan kurangnya keadilan. Kami memberikan jiwa kami di lapangan," tambah Costa.

(***)