Menu

AS, Jepang, dan Korsel Beri Sanksi Pada Korut Lagi Usai Luncurkan Rudal Antar Benua 

Zuratul 3 Dec 2022, 09:04
Ilustrasi Rudal Pyongyang Milik Korea Utara. (RMOL/Foto)
Ilustrasi Rudal Pyongyang Milik Korea Utara. (RMOL/Foto)

RIAU24.COM - Amerika Serikat beserta sekutu lainnya, Korea Selatan dan Jepang, kembali menjatuhkan sanksi untuk Korea Utara usai Pyongyang meluncurkan rudal, termasuk rudal antar benua (ICBM).

Kementerian Keuangan AS mengumumkan telah memblokir aset tiga pejabat Korut di negara itu pada Kamis (1/12).

Mereka juga mengancam akan memberikan sanksi kepada siapa pun yang melakukan transaksi dengan pihak yang diidentifikasi terlibat dalam pengembangan senjata Korut, Jon Il Ho, Yu Jin, dan Kim Su Gil.

Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken, mengatakan peluncuran rudal Pyongyang menimbulkan risiko keamanan besar bagi kawasan dan seluruh dunia.

"[Sanksi itu] menggarisbawahi tekad berkelanjutan kami untuk mempromosikan akuntabilitas sebagai tanggapan atas kecepatan, skala, dan cakupan peluncuran rudal balistik Pyongyang," kata Blinken, seperti dikutip AFP.

Lebih lanjut, Blinken mengatakan tindakan tersebut muncul usai berkoordinasi dengan Korea Selatan dan Jepang.

Kedua negara itu juga mengumumkan sanksi baru untuk Korut.

Korsel menyatakan akan menargetkan delapan orang, termasuk warga negara Taiwan dan Singapura yang berkontribusi terhadap pengembangan senjata .

"[Mereka] berkontribusi pada pengembangan nuklir dan rudal Korea Utara dan menghindari sanksi [yang sudah ada]", demikian pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Korsel.

Mereka juga memperingatkan komunitas domestik dan internasional tentang risiko transaksi dengan entitas ini.

Pernyataan itu juga menyebutkan semua pihak sudah dikenakan sanksi AS.

Sementara itu, Jepang menyatakan telah membekukan aset dari tiga perusahaan Korut, seperti Korea Haegumgang Trading Corp, Korea Namgang Trading Corp, dan Lazarous Group.

Sebelumnya, Korut meluncurkan uji coba rudal, termasuk rudal ICBM, Hwasong-17, yang jangkauannya mencapai daratan Amerika.

Pyongyang mengklaim tindakan itu sebagai respons aksi 'permusuhan' dari Korsel-AS yang terus melakukan latihan militer bersama. Latihan gabungan itu dianggap sebagai upaya untuk menyerang Korut.

(*)