Menu

Kabar Internasional: Erdogan dan Putin Bahas Koridor Pengiriman Biji-bijian 

Zuratul 12 Dec 2022, 08:45
Potret Pertemuan Antara Erdogan Presiden Turkiye dan Vladimir Putin. (NewLinesMagazine.com/Foto)
Potret Pertemuan Antara Erdogan Presiden Turkiye dan Vladimir Putin. (NewLinesMagazine.com/Foto)

RIAU24.COM - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dan Presiden Rusia Vladimir Putin pada Ahad (11/12/2022) melakukan panggilan telepon untuk membahas pasokan biji-bijian dan potensi Turki sebagai pusat gas regional. 

Ankara bersama PBB telah bertindak sebagai mediator dalam kesepakatan yang menjamin ekspor biji-bijian dari Ukraina dan Rusia, yang merupakan dua produsen terbesar dunia.

“Presiden Erdogan menyatakan keinginan tulusnya untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina secepat mungkin,” kata pernyataan Kepresidenan Turki pada Ahad.

Kantor Kepresidenan mengatakan, dalam panggilan tersebut, Erdogan mengatakan Ankara dan Moskow dapat mulai bekerja untuk mengekspor produk dan komoditas makanan lainnya melalui koridor biji-bijian di Laut Hitam. 

Rusia telah mendesak PBB untuk mendorong Barat mencabut beberapa sanksi guna memastikan Moskow dapat dengan bebas mengekspor pupuk dan produk pertaniannya. 

Menurut pihak Moskow, hal ini adalah bagian dari kesepakatan biji-bijian Laut Hitam yang belum dilaksanakan.

"Kesepakatan itu bersifat kompleks, membutuhkan penghapusan hambatan pasokan yang relevan dari Rusia untuk memenuhi permintaan negara-negara yang paling membutuhkan," kata Kremlin dalam sebuah pernyataan.

Kremlin menyatakan, Putin dan Erdogan juga membahas inisiatif untuk membuat pangkalan ekspor gas alam Rusia di Turki. Putin mengusulkan gagasan itu pada Oktober. 

Inisiasi ini sebagai sarana untuk mengalihkan pasokan dari pipa Nord Stream Rusia ke Eropa yang rusak akibat ledakan pada September. Erdogan telah mendukung konsep tersebut.

“Kepentingan khusus dari proyek energi bersama, terutama di industri gas ditekankan,” kata Kremlin.

Kepala Gazprom Alexei Miller mengadakan pembicaraan dengan Erdogan di Istanbul dalam seminggu terakhir. 

Menjalin hubungan Turki sangat penting bagi Rusia pada saat Barat menghantamnya dengan gelombang sanksi ekonomi. Turki menahan diri untuk tidak bergabung dengan Barat dalam menjatuhkan sanksi.

(***)