Menu

Heboh Isu KPU Diminta Atur Kemenangan Ganjar Pranowo dan Erick Thohir, Anthony Budiawan: Pengkhianatan!

Rizka 26 Dec 2022, 13:43
Anthony Budiawan
Anthony Budiawan

RIAU24.COM - Managing Director Political Economy and Policy Studies (PEPS), Anthony Budiawan menyoroti pernyataan Hasnaeni atau Wanita Emas.

Menurut Anthony, jika benar bahwa Ketua KPU Hasyim Asy’ari pernah mengatakan kepada dirinya Ganjar Pranowo didesain untuk menjadi presiden merupakan pengkhianatan terhadap demokrasi.

“Kalau benar, ini merupakan pengkhianatan terhadap kedaulatan rakyat dan demokrasi, subversif,” kata Anthony di akun Twitter-nya @AnthonyBudiawan, Senin (26/12).

Anthony mengatakan, aktor yang terlibat dalam desain untuk kemenangan Ganjar secara curang harus dihukum secara berat.

“Semua aktor yang terlibat wajib dihukum seberat-beratnya,” jelasnya.

Sebelumnya, Anthony juga menyematkan sebuah potongan video yang menceritakan tentang Pemilu di berbagai negara, salah satunya Indonesia. Ia mengatakan Indonesia tak butuh waktu lama untuk mengetahui hasil Pemilu, sebelum Pemilu dimulai Indonesia bahkan sudah mengetahui pihak pemenang.

“Sepertinya hanya guyonan, tapi mengandung kebenaran yg sulit dibantah: hasil pilpres sudah diketahui sebelum pilpres dimulai. Bagaimana dengan pilpres 2014 dan 2019? Yang pasti, menurut Wanita Emas, pemenang pilpres 2024 juga sudah diketahui, dan sudah diatur, dari sekarang ini?,” tulis Anthony.

Ketua Umum Partai Republik Satu Hasnaeni Moein atau dikenal  “wanita emas” mendapat pengakuan dari Ketua KPU Hasyim Asy’ari terkait desain kemenangan Ganjar Pranowo dan Erick Thohir.

“Dia pernah menjelaskan kepada saya bahwa yang akan menjadi presiden RI itu akan didesain oleh KPU bahwa Pak Ganjar dan pasangan Erick Thohir. Itu statemennya Pak Hasyim Asyari sendiri kepada saya. Bercerita waktu saya berduaan,” ungkap Wanita Emas dalam sebuah video, Jumat (23/12).

Wanita Emas menyebut bahwa Hasyim Asyari bisa saja membantah hal itu. Namun, dia mengklaim memiliki bukti yang kuat atas pernyataan orang nomor satu di KPU RI tersebut.

“Tapi kalau dia ngeles dan mengingkari itu saya tidak tahu. Bisa bisa bisa (dibuktikan) ya nantilah dibuktikan,” katanya.