Penyesalan Terbesar Gus Yahya Soal Politik: NU Pernah Jadi Alat Politisi

Azhar
Kamis, 26 Januari 2023 | 13:42 WIB
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf. Sumber: kompas.tv R24/azhar Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf. Sumber: kompas.tv

RIAU24.COM - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf mengenang masa kelam NU.

Menurutnya, jatuhnya NU itu ketika pernah dibawa-bawa bahkan dipakai sebagai alat politik. Terutama terjadi di Pemilu 2019 dikutip dari cnnindonesia.com, Kamis, 26 Januari 2023.

"Sampai pada pemilu terakhir 2019 lalu kita lihat bahwa ada mobilisasi dukungan dengan jadikan identitas NU sebagai senjata. Kami lihat ini juga bukan model dinamika politik yang baik karena identitas ini adalah motivasi politik yang pertama bersifat irasional," sebutnya.

Baca juga: Golkar Tegaskan Airlangga Tak Akan Pernah Jadi Cawapres Anies Baswedan

Peristiwa itu diyakininya terjadi karena masih ada kecenderungan politik identitas yang kuat dalam tubuh NU.

Kecenderungan tersebut bertalian dengan syahwat politik kader NU kala itu.

"Kami sendiri dalam kepemimpinan NU sadar bahwa dalam lingkungan NU kecenderungan politik identitas itu masih cukup kuat. Terutama karena semangat atau dalam istilah yang lebih peyoratif yakni syahwat politik NU yang masih sangat besar," ujarnya.

Baca juga: Partai Politik Buka Suara Soal Batalnya Indonesia Jadi Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2023

Ke depan, politik identitas di tubuh NU tidak terjadi lagi pada Pemilu 2024 mendatang.

"Nahdlatul Ulama sendiri menempatkan concern tentang politik identitas ini sebagai perhatian utama," tegasnya.


Politik Pemilu NU
Informasi Anda Genggam


Loading...