Menu

Kematian Tyre Nichols: Protes Pecah di Seluruh AS Setelah Polisi Merilis Video Penyerangan

Amastya 29 Jan 2023, 11:33
Protes pecah di seluruh AS usai polisi merilis video penyerangan Tyre Nichols /AFP
Protes pecah di seluruh AS usai polisi merilis video penyerangan Tyre Nichols /AFP

RIAU24.COM - Protes pecah di seluruh Amerika Serikat beberapa jam setelah Polisi Memphis merilis video mengganggu Tyre Nichols diserang oleh polisi.

Pada hari Jumat, polisi merilis rekaman bodycam yang menunjukkan Nichols ditendang, ditinju di wajah dan kepala, dan diserang dengan tongkat pada 7 Januari.

Lima petugas polisi yang semuanya berkulit hitam dipecat pada 20 Januari karena keterlibatan mereka atas dugaan pembunuhan Nichols.

Bahkan sebelum klip itu dirilis, Polisi Memphis mengerahkan pasukan tambahan di seluruh kota karena ada kekhawatiran tentang bagaimana reaksi masyarakat.

Beberapa aktivis telah merencanakan demonstrasi di tujuh kota besar selain Memphis. Mereka adalah New York City, Washington DC, Philadelphia, Chicago, Detroit, Boston dan Portland.

Di Times Square, demonstrasi berubah menjadi kekerasan ketika para pengunjuk rasa bentrok dengan polisi, setelah itu beberapa penangkapan dilakukan.

Di Persimpangan Dunia Los Angeles, tiga orang ditahan setelah konfrontasi dengan polisi. Para pengunjuk rasa juga berkumpul di Atlanta dan New York City.

Saat berada di Memphis, para demonstran mulai berbaris tak lama setelah video dirilis, mengambil alih jembatan yang menghubungkan Tennessee dan Arkansas.

Di tengah ketegangan itu, keluarga Nichols dan para pejabat AS memohon ketenangan.

"Ketika rekaman itu keluar (Jumat]), itu akan menjadi mengerikan," kata ibu Nichols, Row Vaughn Wells, seperti dikutip Los Angeles Times.

"Tapi saya ingin Anda masing-masing memprotes dengan damai. Jika kalian ada di sini untukku dan Tirus, maka kalian akan memprotes dengan damai," tambahnya.

Gubernur Georgia dari Partai Republik Brian Kemp telah menyatakan keadaan darurat pada hari Kamis sebelum perilisan video.

Petugas polisi di Washington DC mengatakan mereka siap untuk demonstrasi.

Dalam sebuah pernyataan, departemen kepolisian Metropolitan mengatakan pihaknya menghormati hak amandemen pertama masyarakat untuk berdemonstrasi dan memprotes secara damai.

Mereka menambahkan bahwa, "kami tidak akan mentolerir perilaku yang melanggar hukum selama demonstrasi amandemen pertama."

(***)