Menu

Menunggu Salat Subuh, Pemain Klub Turki Ini Selamat dari Maut Gempa Turki-Suriah

Amastya 9 Feb 2023, 10:47
Pesepak bola Kamerun, Kevin Soni, yang kini membela klub Turki, Hatayspor /@kounta_kinte29
Pesepak bola Kamerun, Kevin Soni, yang kini membela klub Turki, Hatayspor /@kounta_kinte29

RIAU24.COM - Pasca Gempa 7,8 magnitudo yang menggetarkan Turki hingga Suriah pada Senin (6/2) fajar hari waktu setempat meninggalkan berbagai kisah dan cerita dari warga yang merasakannya.

Salah satu yang merasakan gempa tersebut dan selamat adalah seorang pesepak bola bernama Kevin Soni.

Diketahui, Soni saat ini bermain untuk klub Divisi Teratas Liga Turki, Hatayspor.

Soni mengakui ia bisa selamat dari maut dan gempa besar tersebut karena begadang menunggu waktu salat subuh.

Ketika gempa Turki melanda, Soni mengaku sedang berada di rumah. Baginya, bisa selamat dari gempa adalah keajaiban.

"Saya seorang muslim dan saya sangat religius. Apa yang menyelamatkan saya adalah bahwa saya ingin menunggu sampai pukul 06.40 pagi untuk beribadah pertama (salat subuh) hari itu. Karena alasan inilah saya tidak tidur," terang Soni dikutip media Prancis, Foot Mercato.

"Jadi, saya berkata pada diri sendiri bahwa jika saya tidur, melihat bagaimana semuanya jatuh di rumah, saya pasti sudah mati. Itu bahkan pasti. Batu-batu yang jatuh sangat besar. Itu adalah bangunan 17 lantai, bayangkan. Jadi jika saya tidur, saya pikir saya akan mati," tambahnya.

Kevin Soni menceritakan detik-detik jelang gempa Turki tersebut. Winger asal Kamerun tersebut tak ingat pasti, tetapi ia mengatakan bahwa gempa terjadi sekitar pukul 04:00 atau 05:00 waktu setempat.

"Saya pulang setelah pertandingan. Saya sedang duduk dengan sepupu saya dan kami sedang bermain PlayStation. Sekitar jam 4 atau 5 pagi, tanah mulai bergetar. Saat itu, saya menyuruh sepupu saya untuk tenang. Ketika langit-langit dan dinding mulai menimpa kami, kami mulai melarikan diri dengan tangga," kisah pemain 24 tahun itu.

"Kami hanya punya waktu untuk mengambil paspor dan telepon kami, saya bahkan tidak tahu bagaimana saya bisa memikirkannya. Kami cukup beruntung untuk keluar dari gedung sebelum semuanya runtuh. Itu adalah hari ketika semuanya benar-benar berubah. Ada banyak kematian," pungkasnya.