Menu

Anggap Zelensky Boneka AS, Rusia Remehkan Kunjungan Biden ke Ukraina

Riko 21 Feb 2023, 20:39
Foto (net)
Foto (net)

RIAU24.COM - Para pejabat dan media pemerintah Rusia meremehkan kunjungan mendadak Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden ke Kiev pada hari Senin. Mereka juga menggambarkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky sebagai boneka Washington. 

Melans Sindonews, Biden bertemu dengan Zelensky di Ibu Kota Ukraina, Kiev, sebagai solidaritas Barat terhadap negara yang diinvasi. Kunjungan presiden Amerika ini terjadi menjelang peringatan satu tahun invasi Moskow. 

Kunjungan itu juga dilakukan menjelang pidato kenegaraan Presiden Rusia Vladimir Putin yang dijadwalkan berlangsung pada Selasa (21/2/2023), yang beberapa orang di Rusia harapkan akan mengatur nada untuk tahun depan termasuk untuk operasi militer Rusia di Ukraina yang dipandang Barat tidak berjalan mulus. 

Biden menghabiskan lebih dari lima jam di Kiev, berdiskusi dengan Zelensky tentang langkah Ukraina selanjutnya, menghormati tentara negara yang gugur dan menemui staf Kedutaan AS. Dia juga mengumumkan bantuan militer tambahan setengah miliar dolar untuk Ukraina, yang mencakup peluru howitzer, rudal anti-tank, radar pengawasan udara, dan bantuan lainnya. 

Stasiun televisi pemerintah Rusia menyoroti kunjungan Biden, di mana pembawa acaranya mengatakan bahwa Biden "menjalankan banyak hal" di Ukraina, yang sesuai dengan narasi Kremlin bahwa pemerintah Zelesnky adalah kaki tangan pemerintah AS. Seorang pejabat yang ditempatkan Rusia di Zaporizhzhia wilayah Ukraina yang bergabung dengan Rusia, Vladimir Rogov, seperti dikutip RIA Novosti mengatakan: "Zelensky tampak seperti pelayan di sebelah Biden."

Komentator Rusia lain mencatat bahwa Biden mungkin akan mencalonkan diri kembali sebagai presiden AS pada tahun 2024 dan mengatakan kunjungannya ke Kiev sebagai awal kampanyenya. 

Biden di Kiev memulai kampanye pemilihannya di lingkungan yang paling heroik untuk membuktikan kepada semua orang bahwa dia 'masih bisa melakukannya seperti di masa lalu yang indah',” kata anggota Parlemen senior Rusia Konstantin Kosachev dalam sebuah posting Telegram.

"Kiev tidak punya pilihan untuk mencoba dan mendorong orang ke pembantaian yang tidak masuk akal sebagai bagian dari kampanye pemilihan Biden," ujarnya. 

Sergei Markov, pakar pro-Kremlin, mengatakan Biden telah menerima jaminan keamanan dari Presiden Rusia Vladimir Putin menjelang kunjungannya ke Kiev.

Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan mengatakan bahwa pemerintah AS memang memberi tahu Moskow tentang kunjungan Biden ke Kiev sesaat sebelum keberangkatannya dari Washington "untuk tujuan dekonfliksi" dalam upaya menghindari kesalahan perhitungan yang dapat membawa kedua negara bersenjata nuklir ke dalam konflik langsung.

"Kunjungan itu juga menegaskan bahwa kami benar sekali, Anda tahu," kata Markov. "Kami adalah negara beradab dan Biden tiba di Kiev karena saya yakin akan hal ini dia mendapat jaminan keamanan dari pihak Rusia bahwa dia tidak akan dipukul saat berada di sana...Karena kami menepati janji dan berada di sisi kebaikan dan peradaban," paparnya. 

Wakil kepala Dewan Keamanan yang juga mantan presiden Rusia, Dmitry Medvedev, dalam sebuah posting di Telegram juga mengeklaim bahwa Biden telah menerima “jaminan keamanan”. 

"Biden berjanji setia kepada rezim neo-Nazi, dan menjanjikannya lebih banyak senjata, tetapi jutaan orang yang meninggalkan Ukraina memberikan jawaban untuk pertanyaan siapa yang memiliki masa depan," tulis Medvedev. 

Jurnalis televisi pemerintah Rusia, Andrei Medvedev, dalam sebuah posting Telegram mengatakan: “Apakah kunjungan ini akan memengaruhi hasil akhir perang? Tidak. Sama sekali tidak.”