Menu

Safari Politik Anies Baswedan Dinilai Wajar, Apakah Bawaslu Tebang Pilih?

Amastya 22 Feb 2023, 10:09
Relawan Perubahan menilai safari politik Anies Baswedan wajar dan berharap Bawaslu tak tebang pilih /@aniesbaswedan
Relawan Perubahan menilai safari politik Anies Baswedan wajar dan berharap Bawaslu tak tebang pilih /@aniesbaswedan

RIAU24.COM - Safari politik yang dilakukan calon presiden Partai Nasional Demokrat (Nasdem), yakni Anies Baswedan dinilai wajar.

Hal itu disampaikan oleh Kamaludin Enuh selaku Koordinator Nasional Relawan Perubahan. Kamaludin mengatakan yang dilakukan oleh Anies bukanlah kampanye pemilu, yang bertujuan untuk mempengaruhi calon pemilih agar memilih paslon urutan tertentu.

Untuk itu, menurutnya Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) diharapkan tidak tebang pilih dalam merespons fenomena tersebut.

"Kampanye politik dilakukan untuk memperkenalkan calon, mendekatkan supaya masyarakat tahu. Sedangkan kampanye pemilu, dimaksudkan untuk menggiring pemilih pada salah satu kandidat tertentu, karena sudah punya nomor urut, sudah lengkap program dan paslonnya," kata Kamaludin dalam keterangannya, Selasa (21/2/2023) dikutip sindonews.com.

"Perhatikan perbedaannya, saya rasa Bawaslu sebagai lembaga pengawas butuh memperhatikan masalah lain yang lebih penting ketimbang asal menyasar tapi kemudian tebang pilih," tambahnya.

Kamaludin menjelaskan, safari politik Anies dimaksudkan untuk menjaring masukan dari masyarakat agar program yang dibuat tepat sesuai sasaran, yakni menjawab permasalahan masyarakat.

Penilaian Bawaslu pun, kata dia, dinilai ambigu karena tidak disertai penjelasan soal apa yang dilanggar.

"Pelanggaran seperti apa? Dijelaskan dong. Safari politik ini kan ditujukan untuk mendengar langsung aspirasi dari masyarakat di daerah. Lebih jauh, agar masyarakat lebih mengenal calon pemimpinnya, tidak lagi beli kucing dalam karung yang hanya mengandalkan pencitraan," tuturnya.

Kemudian, Kamaludin mempertanyakan soal penilaian tersebut hanya menyasar pada Anies saja, namun tidak pada calon kandidat lain, yang terindikasi melakukan kampanye saat masih menjabat sebagai pejabat publik.

Sedangkan safari politik Anies justru dilakukan secara mandiri tanpa berpotensi menggunakan anggaran negara.

"Mungkin karena sudah tidak menjabat sebagai pejabat publik, sehingga dipermasalahkan. Bagaimana dengan yang masih menjabat? Bahkan menurut kami, tanpa jabatan apa pun beliau justru mencerminkan kejujuran, gerakan ini tidak memakai anggaran negara berkedok kunjungan kerja, seluruhnya mandiri, hanya dibantu oleh partai pengusung," tandasnya.

(***)