Menu

Siswa Iran Jadi Korban Keracunan Massal: Ada BAu Tak Sedap, Lalu Kami Jatuh 

Zuratul 6 Mar 2023, 09:34
Potret Anak-anak Iran yang Secara Misterius Keracunan Massal. (VOAIndonesia/Foto)
Potret Anak-anak Iran yang Secara Misterius Keracunan Massal. (VOAIndonesia/Foto)

RIAU24.COM - Tercatat ratusan siswa Iran  keracunan secara misterius dsalam tiga bulan belakangan. Sejumlah korban menceritkan pengalamannya ketika mengalami keracunan. 

AFP melaporkan bahwa para siswa itu rata-rata mengalami sejumlah gejala, seperti kesulitan bernapas, mual, dan vertigo setelah merasakan bau tak sedap. 

"Bau yang sangat tak sedap menyebar. Saya pusing dan jatuh ke tanah," ucap siswi ke salah satu stasiun tv di Iran. 

Seorang siswi lainnya di Kota Borujerd, Parastou, juga mengaku mengalami "mual dan sakit parah di bagian dada," sementara kakinya kebas saat keracunan.

Dokter di salah satu rumah sakit di kota itu mengatakan, "kebanyakan siswa memang menderita gejala seperti sakit kepala, masalah pernapasan, lesu, dan hipotensi."

Misteri terkait keracunan massal ini memicu kekhawatiran sejumlah pihak internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa. Warga Iran pun kembali berdemonstrasi untuk menuntut kejelasan.

Pada awal pekan lalu, Wakil Menteri Kesehatan Iran, Younes Panahi, mengatakan para siswi itu diracun diduga karena sejumlah pihak ingin sekolah-sekolah khusus perempuan ditutup.

"Setelah sejumlah kasus keracunan siswa di sekolah-sekolah di Qom, ditemukan bahwa sejumlah orang ingin semua sekolah, terutama sekolah perempuan, ditutup," ujar Panahi kepada IRNA, Selasa lalu.

Seorang anggota parlemen di komite pendidikan parlemen Iran, Ali Reza Monadi, menyebut keracunan ini disengaja.

"Keberadaan keinginan jahat untuk mencegah anak perempuan mendapatkan edukasi merupakan bahaya serius dan ini dianggap sebagai kabar buruk," ucapnya.

Akibat serangkaian kasus keracunan ini, sejumlah orang tua melarang anaknya ke sekolah. Situs berita Shargh mengabarkan bahwa pada akhirnya, sejumlah sekolah memang ditutup.

Associated melaporkan bahwa kasus keracunan ini sebenarnya sudah mengguncang sejak November tahun lalu, tapi pemerintah tak pernah mengakui.

Mereka baru buka suara setelah kekhawatiran meluas beberapa pekan terakhir. Dua pekan lalu, para orang tua siswi bahkan berdemonstrasi di depan kantor gubernur Qom untuk meminta kejelasan.

Beberapa pihak menduga sejumlah pihak sengaja meracun para siswa sebagai balasan karena memprotes aturan wajib hijab.

"Menurut saya, serangan kimia ini merupakan balas dendam oleh Iran terhadap perempuan berani yang menolak wajib hijab dan mengguncang Tembok Berlin dari [Ayatollah Ali] Khamenei," ucap aktivis HAM Iran, Masih Alinejad, kepada The Guardian.

(***)