Menu

UNICEF: Polusi Air dan Sanitasi Sebab Kematian 1.000 Balita per Hari di Afrika 

Zuratul 22 Mar 2023, 11:31
UNICEF: Polusi Air dan Sanitasi Sebab Kematian 1.000 Balita per Hari di Afrika. (Twitter/Foto/Ilustrasi)
UNICEF: Polusi Air dan Sanitasi Sebab Kematian 1.000 Balita per Hari di Afrika. (Twitter/Foto/Ilustrasi)

RIAU24.COM - Krisis air dilaporkan meruncing di 10 negara Afrika, di mana 190 juta anak-anak kesulitan mengakses air bersih serta kurangnya fasilitas sanitasi. 

Dalam studi yang dirangkai bersama dengan WHO, UNICEF mewanti-wanti terhadap situasi darurat di negara-negara Afrika Tengah dan Barat, yakni Benin, Burkina Faso, Kamerun, Chad, Pantai Gading, Guinea, Mali, Niger, Nigeria dan Somalia.

Di kawasan yang banyak dilanda konflik bersenjata dan ketidakstabilan tersebut kesehatan balita termasuk yang paling terdampak. 

Menyambut Hari Air Dunia pada Rabu (22/3), UNICEF ingin mendorong tercapainya Sasaran Pembangunan Berkelanjutan (SGD) dalam menjamin akses air bersih bagi semua penduduk Bumi pada 2030.

Menurut PBB, saat ini sekitar dua miliar manusia, atau seperempat penduduk Bumi, masih kesulitan mengakses air bersih.

Bencana berkepanjangan di Pakistan

Krisis air bersih dan sanitasi juga dialami 10 juta penduduk Pakistan, termasuk anak-anak, sebagai dampak bencana banjir pada 2022 silam. Hingga kini, warga di wilayah yang terdampak belum mendapat suplai air minum yang memadai.

Adapun kampanye donasi untuk Pakistan sejauh ini baru berhasil mengumpulkan USD 175 juta, atau kurang dari separuh dana yang dibutuhkan. Dengan perekonomian di ambang kebangkrutan, Pakistan kewalahan membiayai pemulihan di wilayah bencana.

Bahkan sebelum terjadinya banjir yang menewaskan 1.739 orang, itu pun hanya 36 persen suplai air di Pakistan yang tergolong bebas pencemaran dan aman dikonsumsi.

"Air bersih bukan kemewahan, melainkan hak asasi manusia," kata Abdullah Fadil dari UNICEF Pakistan.

Menurut PBB, lebih dari 1,5 juta anak-anak di wilayah terdampak banjir di Pakistan mengalami malnutrisi akut. Angka tersebut dipastikan meningkat seiring langkanya air bersih dan fasilitas sanitasi.

"Setiap hari, jutaan anak-anak perempuan dan laki-laki di Pakistan tidak berdaya melawan penyakit menular dan malnutrisi,"tutur Abdullah Fadil.

"Kita tetap harus mengarahkan donasi untuk membantu menyediakan air minum bersih, membangun toilet dan menjamin layanan sanitasi vital bagi keluarga dan anak-anak."

(***)