Menu

2.000 Wanita Swiss Gugat Kebijakan Pemerintah Terkait Perubahan Iklim yang Dianggap Melanggar HAM 

Zuratul 29 Mar 2023, 13:31
2.000 Wanita Gugat Kebijakan Pemerintah Terkait Perubahan Iklim yang Dianggap Melanggar HAM. (News/Foto)
2.000 Wanita Gugat Kebijakan Pemerintah Terkait Perubahan Iklim yang Dianggap Melanggar HAM. (News/Foto)

RIAU24.COM - Lebih dari 2.000 wanita menggugat pemerintah Swiss ke pengadilan dengan mengklaim kebijakannya tentang perubahan ikli  melanggar hak hidup dan kesehatan mereka. 

Kali pertamanya Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa (ECHR) mengadili kasusu tentang dampak perubahan iklim terhadap hak asasi manusia. 

Dikutip BBC, ini menyusul dengan enam tahun pertempuran yang gagal melalui pengadilan Swiss. 

Suhu di Swiss meningkat lebih cepat dari pada rata-rata global dan gelombang panas semakin sering terjadi. 

Wanita Swiss yang rata-rata berusia 73 tahun itu menhatakan perubahan iklim membahayakan hak asasi manusia, kesehatan dan bahkan nyama mereka. 

mereka ingin ECHR memerintahkan Swiss untuk bekerja lebih keras dalam mengurangi emisi gas rumah kaca. 

Pihak pemerintah Swiss tidak menyangkal bahwa perubahan iklim dapat mempengaruhi kesehatan, tetapi mengatakan hal itu tidak dapat dikaitkan dengan kesehatan wanita yang lebih tua. 

Jika para perempuan itru berhasil, kasus tersebut dapat menjadi preseden bagi setiap 46 negara anggota pengadilan Eropa. 

Seperti diketahui, suhu dunia meningkat karena aktivitas manusia, dan perubahan iklim kini mengancam setiap aspek kehidupan manusia.
Jika dibiarkan, manusia dan alam akan mengalami bencana pemanasan, dengan kekeringan yang memburuk, naiknya permukaan laut, dan kepunahan massal spesies.

Peristiwa cuaca ekstrem sudah lebih intens di seluruh dunia, mengancam kehidupan dan mata pencaharian.

Kenaikan suhu harus melambat jika kita ingin menghindari konsekuensi terburuk dari perubahan iklim, menurut para ilmuwan iklim. Mereka mengatakan pemanasan global harus dijaga hingga 1,5C pada 2100.

Menurut badan iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), IPCC, jika kenaikan suhu global tidak bisa dijaga dalam 1,5C, Eropa akan rentan terhadap banjir akibat curah hujan yang ekstrim.

Temperatur ekstrem juga dapat meningkatkan risiko kebakaran hutan - seperti yang terlihat di Eropa musim panas lalu. Prancis dan Jerman mencatat sekitar tujuh kali lebih banyak lahan terbakar antara Januari dan pertengahan Juli 2022, dibandingkan dengan angka rata-rata.

(***)