Menu

Menghargai Nikmat Akal yang Dianugerahkan Allah SWT Sebaik-baiknya, Jika Tersesat Maka Akan Mengikuti Hawa Nafsu

Devi 11 Oct 2020, 00:19
Menghargai Nikmat Akal yang Dianugerahkan Allah SWT Sebaik-baiknya, Jika Tersesat Maka Akan Mengikuti Hawa Nafsu
Menghargai Nikmat Akal yang Dianugerahkan Allah SWT Sebaik-baiknya, Jika Tersesat Maka Akan Mengikuti Hawa Nafsu

Oleh karena itu, Islam membatasi kebebasan manusia untuk berpikir sewenang-wenang di luar hal-hal yang tidak mampu dicapai oleh pikiran dan berpikir hanya berdasarkan nafsu. Lihat saja bagaimana suku Mujassimah membuat gambaran tentang esensi Tuhan dengan mendeskripsikan-Nya dengan sifat-sifat baru yang jelas bertentangan dengan pemahaman yang benar dari para anggota Sunnah wal Jamaah. Keyakinan para mujassimah yang menyamakan Allah dengan makhuk jelas berdasarkan akal dan nafsu semata.

Ini karena pikiran manusia terbatas apalagi untuk mempelajari dan berpikir tentang supranatural. Firman Allah: "Tidak ada yang sama dengan (Dzat-Nya, sifat-sifat-Nya, dan administrasi-Nya) dan Dia Maha Mendengar, Yang Maha Melihat" - (Surat al-Syura ayat 11).

Meskipun kecerdasan ini hebat dalam menganalisis dan menghasilkan informasi baru, namun determinan kebenaran informasi tersebut adalah sesuai dengan Alquran dan Sunnah. Kesimpulannya, kita sebagai manusia perlu bersyukur kepada Tuhan atas pemberian akal budi yang diberikan kepada kita. Karunia inilah yang menyebabkan manusia menjadi lebih mulia dari makhluk-Nya yang lain.

Al-Qur'an jelas mengharuskan manusia untuk menggunakan kecerdasannya dengan baik karena dengan itu manusia dapat mengetahui Allah penciptanya.

Firman Allah: “Sesungguhnya di dalam penciptaan langit dan bumi, dan dalam pertukaran siang dan malam, ada tanda-tanda (kekuasaan, hikmah, dan luasnya rahmat Tuhan) bagi mereka yang bijak * (yaitu) mereka yang menyebut dan mengingat Allah ketika mereka berdiri dan duduk dan ketika mereka berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (berkata): “Ya Tuhan kami! Engkau tidak membuat hal-hal ini menjadi sia-sia, Alhamdulillah, jadi lindungi kami dari siksa neraka. " (Surat ali-Imran ayat 190-191).

Halaman: 23Lihat Semua