Menu

PBB: Serangan Udara Prancis di Mali Menewaskan 19 Warga Sipil Tak Bersenjata

Devi 31 Mar 2021, 09:38
Foto : RFI
Foto : RFI

RIAU24.COM -  Serangan udara Prancis pada Januari yang lalu telah menewaskan sedikitnya 19 warga sipil di pesta pernikahan di Mali tengah, kata penyelidik Perserikatan Bangsa-Bangsa, mengonfirmasi akun penduduk setempat dan bertentangan dengan versi Prancis bahwa hanya pejuang pemberontak yang terkena serangan.

Divisi hak asasi manusia misi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Mali (MINUSMA) mengatakan pada hari Selasa telah mengunjungi desa Bounti tempat serangan itu terjadi pada 3 Januari, menganalisis gambar satelit dan mewawancarai lebih dari 400 orang, termasuk setidaknya 115 wajah- sesi tatap muka, individu.

"MINUSMA dapat memastikan bahwa perayaan pernikahan yang diadakan yang mempertemukan sekitar 100 warga sipil di lokasi pemogokan," kata laporan itu, yang dirilis pada hari Selasa.

Dikatakan 19 orang, termasuk 16 warga sipil dan tiga pria bersenjata yang menghadiri pernikahan, tewas seketika dalam serangan udara itu, sementara tiga warga sipil lainnya tewas saat dipindahkan ke perawatan medis.

"Ada lima orang bersenjata di antara mereka yang diduga anggota Katiba Serma," kata laporan MINUSMA, merujuk pada kelompok bersenjata yang berafiliasi dengan al-Qaeda. Temuan tersebut merupakan kritik langka atas tindakan pasukan Prancis di Mali.

"Kelompok yang terkena dampak pemogokan itu sebagian besar terdiri dari warga sipil yang dilindungi oleh hukum humaniter internasional," kata laporan itu.

Halaman: 12Lihat Semua