Menu

PBB: Serangan Udara Prancis di Mali Menewaskan 19 Warga Sipil Tak Bersenjata

Devi 31 Mar 2021, 09:38
Foto : RFI
Foto : RFI

"Pemogokan ini menimbulkan kekhawatiran serius tentang penghormatan terhadap prinsip-prinsip perilaku permusuhan," tambahnya.

Penduduk setempat mengatakan serangan udara menghantam pesta pernikahan yang dihadiri warga sipil.

Tiga warga Bounti mengatakan kepada Human Rights Watch (HRW) bahwa laki-laki berkumpul secara terpisah dari perempuan dan anak-anak karena pembatasan pemisahan gender.

Mereka mengatakan bahwa pernikahan telah direncanakan lebih dari sebulan sebelumnya dan orang-orang datang dari kota dan desa lain untuk hadir, kata laporan HRW, yang diterbitkan pada Januari.

"Tiba-tiba, kami mendengar suara jet, dan semuanya terjadi dengan cepat," kata seorang pria berusia 68 tahun kepada HRW.

“Saya mendengar ledakan yang kuat, ledakan, dan kemudian ledakan lainnya. Saya kehilangan kesadaran selama beberapa menit dan ketika saya bangun, kaki saya berdarah karena pecahan peluru, dan di sekitar saya luka-luka dan mayat, ”katanya.

Halaman: 123Lihat Semua