Menu

Kisah antara PT CPI, Kota Duri, dan Warga Tempatan

Satria Utama 14 Apr 2021, 15:57
Peresmian Jalan Duri-Dumai tahun 1958.
Peresmian Jalan Duri-Dumai tahun 1958.

Seiring peningkatan kegiatan operasi PT CPI, kehadiran warga dari berbagai wilayah lain di Indonesia mulai berdatangan. Sebagian besar dari mereka ingin menjadi pegawai PT CPI dan sebagian lainnya datang untuk berdagang.

Mengenang Duri, tidak bisa dilepaskan dengan kearifan lokal masyarakat dan suku asli di daerah tersebut. Upaya pengembangan masyarakat oleh PT CPI terus dilakukan, salah satunya dengan mengangkat kearifan lokal suku Sakai hingga bisa tampil di berbagai iven di Jakarta, seperti tari lukah gilo dan lainnya. Masyarakat Sakai juga dibantu untuk hidup menetap dengan membuatkan rumah-rumah di pinggir jalan terutama yang ada sumber mata air atau sungainya.

Perkenalan Yatim dengan PT CPI bermula dari keikutsertaan masyarakat Sakai dalam Festival Seni Budaya Suku Asli se-Asia Pasifik di Pekanbaru pada tahun 1991. Dari perkenalan itu, PT CPI kemudian membangun rumah adat Sakai dan membantu untuk memperkenalkan seni budaya Sakai kepada keluarga para karyawan PT CPI. Tidak hanya itu, CPI juga memberikan beasiswa kepada anak-anak Sakai.
Dengan bantuan beasiswa PT CPI, lanjut Yatim, anak-anak Sakai saat ini sudah banyak yang mengecap pendidikan sampai ke perguruan tinggi dan duduk sejajar dengan suku-suku lain di Indonesia. Setidaknya, hampir 2.000 anak-anak Sakai yang pernah mendapatkan beasiswa tersebut.


Yatim.

Sambungan berita: Pengembangan Pendidikan
Halaman: 123Lihat Semua