Menu

Kisah antara PT CPI, Kota Duri, dan Warga Tempatan

Satria Utama 14 Apr 2021, 15:57
Peresmian Jalan Duri-Dumai tahun 1958.
Peresmian Jalan Duri-Dumai tahun 1958.

Pengembangan Pendidikan

Tingkat pendidikan masyarakat juga terus meningkat, termasuk warga Suku Sakai melalui berbagai program pengembangan masyarakat yang dijalankan PT CPI. ”Perusahaan ini sangat perhatian terhadap upaya peningkatan sumber daya manusia (SDM). Pendidikan menjadi skala prioritas bagi mereka. Sudah sangat banyak anak-anak Sakai yang dibiayai pendidikannya oleh CPI hingga ke jenjang S2,’’ ujar Muhammad Nasir, warga kelahiran Duri, yang juga Ketua Adat Sakai tersebut.

Dengan begitu, lanjut dia, anak-anak Sakai dapat duduk sejajar dengan suku-suku lain di Indonesia. Setidaknya, hampir 2.000 anak-anak Sakai yang pernah mendapatkan bantuan Pendidikan dari PT CPI. ”Setelah tamat SMA atau universitas, kami sambut mereka kembali ke kampung dengan upacara upah-upah dan tepung tawar. Kami pasang foto-foto mereka di rumah adat Sakai,” jelasnya, bangga. 

Warga Sakai saat ini sudah banyak yang mengembangkan diri di luar kampung halaman. Mereka menekuni berbagai bidang profesi maupun usaha. Sebagian lagi mengembangkan keahlian dan keterampilan mereka di kampung halaman melalui bidang pertanian dan peternakan. Masyarakat Sakai yang dulu dikenal banyak menggantungkan hidupnya dari hasil hutan, sekarang lebih mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan di sekitar tempat tinggal mereka.

Program pemberdayaan masyarakat juga dilakukan dengan memberikan pelatihan guna meningkatkan keterampilan sehingga dapat menciptakan kemandirian. ‘’PT CPI itu tidak hanya memberikan ilmu, tetapi juga memberikan peralatan dan modal untuk masyarakat. Memang dari program ini ada yang berhasil ada juga yang kurang, terutama bagi suku Sakai yang dari segi pendidikan masih jauh dibandingkan yang lain. Namun, PT CPI tetap memberikan keyakinan bahwasanya Sakai itu bisa mandiri dan mampu berkembang di semua sektor,’’ katanya.

***

Halaman: 234Lihat Semua